TEKNIK LABORATORIUM
KEAMANAN DAN
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Kelompok 1 :
1.
DIANA BIBIANA JAMPI (1501040052)
2.
DINA ARENS AGUSTINA
LANMAI (1501040046)
3.
FELANDA NABILA ANAHETTY
RATU (1501040041)
4.
IRENSY YAKUB (1501040003)
5.
MARIA AGUSTINA
PERANGSIR (1501040002)
6.
MARIA NUSANTARA NAHAK (1501040033)
7.
MELANIA ATA (1501040007)
8.
MERY SIPORA DOU (1501040054)
9.
NOVDIKA RIWU (1501040036)
10.
PITRONELA SAE (1501040044)
11.
RICHNALD NUBATONIS (1501040043)
12.
RIRIN CHANDRA (1501040024)
13.
RYAN NITANEL NGGALUAMA (1501040042)
14.
STEVIN IMANUEL YAKOB
LIU (1501040009)
PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NUSA
CENDANA
2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami selaku
kelompok I, dapat menyelesaikan makalah pertama dalam mata kuliah TEKNIK
LABORATORIUM yang berjudul “KEAMANAN dan KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM”
Sebelumnya
kami ingin mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan Makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu teman-teman
dalam memahami matakuliah Teknik Laboratorium dan dapat menambah wawasan serta bermanfaat pada saat
melakukan praktikum dan didalam kehidupan sehari-hari.
Kami
sadar bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari dosen dan teman-teman sangat kami harapkan demi
kemajuan dan kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Kelompok
I
FOTO
KELOMPOK
DAFTAR ISI
Judul ....................................................................................................................i
Kata pengantar
....................................................................................................ii
Foto kelompok………………………………………………………………….iii
Daftar
isi..............................................................................................................iv
BAB
I (PENDAHULUAN)………………………………………………..1
·
Latar Belakang
·
Tujuan
BAB
II (PEMBAHASAN)………….. ………………………………….......3
·
Tata Tertib di Laboratorium
·
Peralatan Keamanan di Laboratorium
·
Simbol-Simbol Bahaya di Laboratorium
BAB III (PENUTUP)........................................................................................15
·
Simpulan
·
Saran
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Laboratorium merupakan tempat aktivitas pendidikan dan
penelitian yang melibatkan alat-alat laboratorium dan bahan-bahan berbahaya.
Bekerja di laboratorium tidak lepas dari bahaya bahan kimia dan peralatan yang
ada di dalamnya. Karena itu diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya
di laboratorium. Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta
kerusakan fasilitas kerja. Kecelakaan di laboratorium dapat dihindari jika
pengguna laboratorium mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium.
Kecelakaan yang terjadi di laboratorium dapat terjadi karena
beberapa faktor, diantaranya, kurang tersedia peralatan keamanan dan pelindung
untuk kegiatan, pengguna laboratorium tidak menggunakan perlengkapan pelindung
pengguna laboratorium tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya
ditaati, serta tidak berhati-hati dalam melakukan kegiatan laboratorium.
Kecelakaan dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja.
Keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium merupakan
harapan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan dan
kenyamanan kerja. Bekerja dengan aman berarti menurunkan risiko kecelakaan.
Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap petunjuk
praktikum,namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu
lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium. Keselamatan kerja
di laboratorium juga perlu disampaikan kepada semua pihak yang terlibat
sehingga dengan mengikuti prosedur kerja yang tepat, keselamatan kerja di
laboratorium akan terjamin. Oleh karena itu, pengguna laboratorium harus
mengetahui tata tertib di laboratorium, peralatan keamanan di laboratoriumdan simbol
simbol bahaya di laboratorium.
B.
Tujuan
- Untuk mengetahui tata tertib di laboratorium.
- Untuk mengetahui peralatan keamanan di laboratorium.
- Untuk mengetahui simbol-simbol bahaya dilaboratorium
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Tata
tertib di Laboratorium
Decaprio (2013:75)menjelaskan salah
satu penyebab terjadinya kecelakaan di laboratorium yaitu para pengguna
laboratorium tidak mengikuti petunjuk dan aturan yang semestinya ditaati. Hal
ini disebabkan karena faktor pengawasan yang sangat longgar sehingga para
pengguna laboratorium tidak mematuhi petunjuk dan penjelasan yang telah
diberikan sebelum praktikum. Peralatan yang baik namun tidak diiringi dengan
tata tertib yang baik tentu tidak akan berguna.
Tujuan Peraturan
Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a)
Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di
laboratorium.
b)
Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya
akibat kegiatan di laboratorium.
c)
Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah
terbakar dan beracun
d)
Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke
udara, sehingga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Aturan umum yang
terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :
1.
Orang yang tak berkepentingan dilarang masuk laboratorium,
untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
2.
Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi
mengenai bahaya bahan kimia, simbol bahaya, alat alat dan cara pemakaiannya.
3.
Mengenali semua jenis
peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat
terjadi kecelakaan kerja.
4.
Harus mengetahui cara
pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator dan alat
keselamatan kerja yang lain.
5.
Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi
pertolongan darurat (P3K).
6.
Dilarang makan minum dan merokok di lab, hal ini berlaku juga
untuk laboran dan kepala Laboratorium.
7.
Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain
ketika bekerja di laboratorium
8.
Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan
benda lain dari atas meja kerja.
9.
Dilarang mengambil atau membawa
keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas
laboratorium.
10. Bertanyalah
jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.
11. Pakailah
jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
12. Jika
terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas
laboratorium.
13. Buanglah
sampah pada tempatnya.
14. Usahakan
untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan
dapat dibantu dengan segera.
Pakaian di
Laboratorium
Pekerja
laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang
dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari.
Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut
:
a)
Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia,
sepatu yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
b)
Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat,
rambut panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat
tersangkut pada alat yang berputar.
c)
Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain
dengan baik meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
2.
Peralatan Keamanan di Laboratorium
Hamdani (2008:13) menyebutkan
peralatan keamanan di laboratorium adalah biological safety cabinet, fume
hood, laminar air show, safety shower, eyewash fountain, alat
pemadam kebakaran, dan personal protective equipment. Khamidinal
(2009:15) juga memberikan penjelasan tentang lemari asam (fume hood) yaitu
sebagai berikut.
1. Biological Safety Cabinets (BSC)
BSC didesain untuk melindungi
pengguna, lingkungan laboratorium, bahan-bahan yang dikerjakan dari aerosol
atau cipratan yang menginfeksi atau mengkontaminasi bahan yang sedang
dikerjakan.
2. Lemari Asam (Fume Hood) dan Laminar
Air Flow
Alat lainnya yang sejenis dengan BSC
adalah fume hood dan laminar air flow (LAF). Fume hood digunakan
terutama untuk melakukan reaksi kimia yang berpotensi menghasilkan aerosol atau
uap yang berbahaya jika terhirup sedangkan LAF didesain
untuk menyediakan lingkungan ideal yang bebas partikel dan bakteri, yang
dibutuhkan dalam kerja lab, uji, rekayasa, dan pemeriksaan.
Khamidinal (2009:15) menjelaskan
bahwa almari asam merupakan bagian dari peralatan keselamatan dan kesehatan
kerja di laboratorium kimia. Peralatan ini menyerupai almari yang pintunya
dapat dibuka dengan cara digeser naik turun. Bagian pintu depan terbuat dari
kaca sehingga pengguna dapat melihat langsung ke dalam almari asam ini. Almari
asam digunakan ketika pengguna laboratorium ingin menambahkan zat-zat yang
bersifat asam kuat dan mudah menguap seperti asam sulfat. Uap asam sulfat pekat
sangat berbahaya apabila sampai terhirup melalui hidung.
3.
Safety Shower dan Eyewash Fountain
Safety shower dan eyewash fountain terutama
disiapkan untuk mengantisipasi risiko bahaya saat bekerja dengan zat kimia
korosif. Safety shower digunakan ketika tubuh terkena bahan kimia dalam
jumlah cukup banyak sehingga tubuh dibilas seluruhnya sedangkan eyewash
fountain berfungsi untuk membersihkan mata yang terkena percikan bahan
kimia. Pembilasan dilakukan sekurang-kurangnya selama 15 menit. Kedua alat ini
terletak tidak lebih dari 15 meter dari sumber bahaya. Alat keselamatan kerja
ini harus diperiksa secara berkala tentang kelayakan fungsinya.
4. Alat Pemadam Kebakaran
Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium.
Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api
dapat diklasifikasikan menjadi:
- Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau plastic yang terbakar
- Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan mudah menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum yang digunakan di laboratorium.
- Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik
- Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti magnesium, titanium, kalium, dan natrium
Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire
extinguisher) yang digunakan harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya
api. Beberapa jenis pemadam kebakaran yang dapat digunakan adalah:
- Air (water extinguisher): Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak cocok untuk api kelas B, C dan D
- Uap air (watermist extinguisher): Sangat cocok untuk api kelas A dan C
- Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher): Sangat berguna untuk api kelas A, B, dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis kebakaran.
Jenis dray chemical extinguisher yang digunakan
adalah:
ü
Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan
mengandung natrium atau kalium karbonat
ü
Untukapi kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan
mengandung ammonium fosfat
- Karbondioksida (CO2 extinguisher): Dipergunakan bagi api kelas B dan C pemadaman kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal karena tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari listrik.
5.
Personal Protective Equipment (PPE)
Perlengkapan pelindung individu (personal
protective equipment) yang umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium,
sarung tangan, masker, sepatu pengaman, dan pelindung mata. Perlengkapan yang
digunakan tergantung pada jenis pekerjaan, alat-alat, dan bahan yang digunakan.
- Pelindung Mata
Pelindung mata digunakan pada semua
area yang berpotensi untuk menghasilkan cipratan atau luka pada mata. Tidak
hanya berlaku bagi orang yang bekerja langsung, tetapi juga bagi orang yang
berada di area itu walaupun sementara.
Jenis pelindung mata yang diperlukan tergantung pada jenis
bahaya. Untuk penanganan bahan kimia secara umum, kaca mata pengaman dengan
pelindung sudah cukup. Ketika ada resiko cipratan bahan kimia, diperlukan goggle.
Bagi pengguna lensa kontak, sebaiknya kontaknya lensa tidak
digunakan dilaboratorium, karena jika larutan korosif memercikan ke mata,
reflex alami untuk memejamkan mata akan menyulitkan pengembalian kontak lensa.
Selain itu, bahan plastic pembuat kontak lensa dapat tertembus beberapa jenis
uap yang ada dilaboratorium. Uap tersebut dapat terterjebak di belakang lensa
dan menyebabkan iritasi yang luas pada mata. Keberadaan lensa pun akan mencegah
air mata untuk menghapus iritan. Jika kontak lensa ingin tetap digunakan, maka
harus dilindungi dengan goggle yang didesain khusus untuk pengguna
ko
- Sarung Tangan
Banyak materi berbahaya yang dapat
terserap masuk ke dalam kulit. Oleh karena itu, sarung tangan pelindung harus
digunakan ketika kulit berpotensi terkena tumpahan atau kontaminasi.
Sarung tangan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis
pekerjaan. Untuk bekerja dengan larutan asam, alkali atau pelarut organic,
sarung tangan dari karet alami, neoprene atau nitrile yang sebaiknya digunakan.
Untuk menangani objek panas, sarung tangan yang digunakan harus tahan panas
sedangkan sarung tangan khusus harus digunakan untuk menagani objek
yang sangat dingin seperti nitrogen cair.
Sebelum digunakan, sarung tangan harus diperiksa terlebih
dahulu jika terdapat bagian yang luntur, sobek atau rusak. Sebelum dilepaskan,
sarung tangan yang tidak dibuang dan akan dipakai lagi harus dicuci seluruhnya
baik dengan air atau dengan dengan air dan sabun.
Sarung tangan yang telah terkontaminasi harus dibuang
secepatnya. Selalu cuci tangan segera setelah membuang sarung tangan yang telah
terkontaminasi dan lepaslah sarung tangan sebelum meninggalkan tenpat kerja
untuk mencegah kontaminasi pada gagang pintu telepon, sakelar listrik, dan
lain-lain.
- Pakaian
Kecuali mengunakan jas laboratorium,
pakaian longgar atau sobek harus dihindari karena berpotensi untuk terbakar,
absorpsi dan terkait pada mesin. Perhiasan yang menggantung dan rambut panjang juga memiliki resiko yang serupa.
Cincin atau perhiasan yang yang sulit dilepaskan sebaiknya dihindai karena
cairan yang korosif atau yang dapat mengiritasi dapat mengiritasi kulit.
Jas laboratorium harus digunakan selama berada di
laboratorium ketika terdapat infeksi atau bahaya bahan kimia. Jas laboratorium
dan perlengkapan pelindung lainnya jangan digunakan diluar laboratorium untuk
mencegah kontaminasi luar area laboratorium. Sepatu tertutup harus digunakan
selama berada di laboratorium karena sandal dan sepatu terbuka membuat kaki
berisiko untuk terkena tumpahan zat kimia yang mengiritasi atau korosif.
- Masker
Masker digunakan sebagai penutup
mulut dan hidung untuk menyaring partikel-partikel kimia maupun bahan
partikulat. Masker merupakan perlindungan terhadap masuknya bahan berbahaya ke
dalam tubuh melalui saluran pernafasan.
3. Simbol-simbol penting di
laboratorium
Dalam laboratorium,
sering kali di temukan simbol-simbol yang mengingatkan kita akan bahaya apa
saja yang terdapat dalam alat maupun bahan praktikum. Terkadang kita lebih
sering menyepelekannya. Perlu kita ketahui bahwa semua simbol-simbol itu sangat
berguna untuk keselamatan kita saat melakukan praktikum. Berikut ini beberapa
simbol bahaya yang sering di temukan saat berada dalam laboratorium :
Ø Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang
ditandai dengan notasi bahaya EXPLOSIVE dapat meledak dengan pukulan/benturan,
gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi
tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat
cepat. Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Ø Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan
dan formulasi yang ditandai dengan notasi
bahaya OXIDIZING biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan
mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan
resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan
anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan
peroksida-peroksida organik. Hindari
panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor.
Ø Highly
flammable (sangat mudah
terbakar)
Beberapa
bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada
temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai highly flammable. Hindari dari sumber api, api
terbuka dan loncatan api, setra hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Ø Flammable (mudah
terbakar)
Tidak ada simbol bahaya
diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya
FLAMMABLE. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki
titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai
bahan mudah terbakar (Flammable). Contoh bahan dengan sifat tersebut
misalnya minyak terpentin. Hindari atau jauhkan dari api terbuka, sumber api
dan loncatan api.
Ø Toxic (beracun)
Bahan
dan formulasi yang ditandai dengan notasi
bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan
akut atau kronis dan bahkan kematian
pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila
terhisap, tertelan atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
|
|
Ø Harmful (berbahaya)
Bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya HARMFUL memiliki resiko merusak kesehatan sedang
jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit. Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan,
segera berobat jika terkena bahan.
Ø Irritant (menyebabkan
iritasi)
Bahan dan formulasi dengan notasi
‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak
dengan kulit atau selaput lendir. Hindari kontaminasi pernafasan,
kontak dengan kulit dan mata.
Ø Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi
CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan
kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH<2) dan
basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Hindari kontaminasi
pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
Ø radio
aktif
Bahan ini memancarkan sinar-sinar Radioaktif yang
dapat merusak/ mematikan sel-sel tubuh.
Kecelakaan
kerja bisa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati- hati. Bila hal itu
terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
1.Jangan panik
2.Mintalah bantuan rekan anda yang ada didekat anda, oleh karenanya dilarang bekerja sendirian di laboratorium.
3. Bersihkan bagian yang mengalami
kontak langsung dengan bahan tersegut, bila memungkinkan bilas sampai bersih
4.Bila bahan kimia terkena kulit, jangan digaruk , supaya
tidak merata.
5.Bawa keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
6.Bila mengkhawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik
secepatnya.
Kebakaran bisa saja terjadi di
laboratorium, karena di dalamnya banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila
terjadi kebakaran maka :
1. Jangan panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
1. Jangan panik
2. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
3. Identifikasi bahan yang terbakar
(kelas A, B atau C), padamkan dengan kelas pemadam yang sesuai
4. Hindari menghirup asap secara
langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan sapu tangan.
5. Tutup pintu untuk menghambat api
membesar dengan cepat.
6. Cari Bantuan Pemadam Kebakaran
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Bekerja di
laboratorim tidak lepas dari kecelakaan yang kemungkingkan akan terjadi.
Sehingga, tata tertib di laboratorium harus dipatuhi oleh pengguna laboratorium
agar keamanan kerja terjamin dan mengurangi risiko kecelakaan kerja di
laboratorium. Selain itu, peralatan keamanan di laboratorium juga harus
disediakan agar ketika terjadi kecelakaan dapat ditangani dengan cepat dan
tepat.
Peralatan
keamanan di laboratorium adalah biological safety cabinet, fume hood, laminar
air show, safety shower, eyewash fountain, alat pemadam kebakaran, dan
personal protective equipment.
Simbol-simbolpenting
di laboratorium yaitu, Explosive (bersifat mudah meledak), Oxidizing (pengoksidasi),
Highly flammable (sangatmudahterbakar), Flammable (mudahterbakar), Toxic
(beracun), Harmful (berbahaya), Irritant (menyebabkaniritasi), Corrosive
(korosif), radio aktif .
B.
Saran
Disarankan kepada para pengguna
laboratorium agar dapat mematuhi dan mengetahui tata tertib, peralatan keamanan
serta simbol-simbol
bahaya dalam laboratorium sehingga dapat
mengurangi resiko kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Decaprio, R. 2013. Tips
Mengelola Laboratorium Sekolah IPA, Bahasa, Komputer,
dan Kimia. Diva Press: Yogyakarta
Hamdani, Anti D., dan Isma K. Manajemen
dan Teknik Laboratorium. Uin Sunan
Kalijaga: Yogyakarta
http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/01/keselamatan-kerja-di-laboratorium-kimia
Khamidinal.
2009. Teknik Laboratorium Kimia. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
/
1 comment:
Trimakasih buat informasinya
Post a Comment