TEKNIK LABORATORIUM
“MIKROSKOP”
KELOMPOK : II
ANGGOTA :
1.
ANDRI
KELUANAN
2.
ANASTASIA
L.SIGA
3.
BRENDA
INJULIA KITU
4.
DAVID
THOMAS DULI
5.
ERNESTA
HENI MALO
6.
JOICE
H. NUBATONIS
7.
KATARINA
IWA
8.
KATARINA
KEO
9.
PRIZELA
POY DANDO
10. SERLY YULIA NALLE
11. SOFIA SEMOI
12. URSULA LANGOBELEN
13. VEBILIANA RIA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan ramat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mikroskop” dengan lancar.
Makalah
ini di tulis dari hasil penyusunan data-data dari hasil yang kami peroleh dari
buku panduan, jurnal dan modul yang berkaitan dengan mikroskop. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teknik Laboratorium atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada teman-teman
Biokatalis yang telah mendukung terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami
mengharapkan, melalui membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita dalam
hal pengetahuan mengenai mikroskop. Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka
kami mengharapkan kritik dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih
baik.
Kupang,
Maret 2016
TIM PENYUSUN
DOKUMENTASI KELOMPOK
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
Dokumentasi Kelompok.................................................................................................... iii
Daftar isi............................................................................................................................ iv
Bab I Pendahuluan............................................................................................................ 1
1.1
Latar
Belakang.................................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah............................................................................................... 1
1.3
Tujuan
Penulisan................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan........................................................................................................... 3
2.1
Pengertian
Mikroskop......................................................................................... 3
2.2
Sejarah
Penemuan Mikroskop............................................................................. 4
2.3
Jenis-jenis
Mikroskop.......................................................................................... 5
2.4
Bagian-bagian
dan Fungsi Mikroskop................................................................ 10
2.5
Cara
Kerja dan Sifat Bayangan Mikroskop........................................................ 13
Bab III Penutup................................................................................................................ 14
3.1
Simpulan............................................................................................................. 14
3.2
Saran................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada awalnya,
untuk melihat benda yang berukuran kecil, para peniliti menggunakan kaca
pembesar (lup) yang menggunakan sebuah lensa cembung yang mempunyai titik fokus
yang dekat dengan lensanya. Namun kaca pembesar ini memiliki kelemahan karena
jarak benda harus lebih kecil dari jarak titik fokus ke lensa kaca pembesar
tersebut.
Seiring
berkembangnya zaman dan peradaban yang semakin kompleks, para ilmuwan berhasil
menciptakan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan
pengamatan dan penelitian dalam bidang
biologi, karena dapat digunakan untuk memelajari struktur benda-benda kecil.
Mikroskop
merupakan alat bamtu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam
bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda
yang kecil. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui
macam-macam mikroskop, bagaian-bagain mikroskop dan fungsinya serta hal-hal
lain yang berhubungan dengan mikroskop itu sendiri. Hal dapat di dapat dicapai
dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan
dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop maka akan
semakin baik pula hasil pengamatan mikroskopis yang kita lakukan dengan
menggunakan mikroskop.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan mikroskop?
2.
Bagaimana
sejarah penemuan mikroskop?
3.
Sebutkan
jenis – jenis mikroskop?
4.
Sebutkan
bagian – bagian dan fungsinya pada mikroskop?
5.
Bagaimana
cara kerja serta sifat bayangan dari mikroskop?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.
Dapat
mengetahui defenisi dari mikroskop
2.
Dapatapat
mengetahui sejarah dari mikroskop
3.
Dapat Mengetahui jenis – jenis
mikroskop
4.
Dapat Mengetahui bagian – bagian serta fungsinya masing – masing dari
mikroskop
5.
Dapat Mengetahui cara kerja dan sifat
bayangan dari mikroskop.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MIKROSKOP
Kata
mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan
scropos yang artinya melihat. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop adalah alat
utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan penelitian yang bersifat mikroskop,
karena tanpa mikroskop manusia tidak dapat melihat benda yang sangat halus dan
kecil dengan mata telanjang. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun lensa
okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif
menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, tebalik dan
diperbesar terhadap posisi benda mula- mula.
Mikroskop
optik terdiri atas dua yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop
biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran diberikan
dari bawah dengan sinar alam atau sinar lampu. Mikroskop biologi ini umumnya
memiliki lensa objektif dan lensa okuler dengan pembesaran sebagai berikut:
a)
Objektif
4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
b)
Objektif
10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
c)
Objektif
40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x
d) Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif
emersi, karena penggunaanya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya
dengan khusus pula.
Mikroskop
stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar,
transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah
dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan okuler, sehingga
diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Kekuatan
pembesaran tidak terlalu kuat umumnya adalah objektif 1x atau 2x dengan
okuler 10x atau 15x.
2.2 SEJARAH
PENEMUAN MIKROSKOP
Mikroskop
pertama kali dikembangkan pada abad ke 16 menggunakan lensa sederhana untuk mengatur cahaya biasa. Pertama
kali perbesaran terbatas kira-kira 10 kali dari ukuran objek sebenarnya.
Setelah mengalami perbaikan akhirnya perbesaran bisa mencapai 270 sampai 400
kali.
Mikroskop adalah
salah satu alat yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang
biologi. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang
sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
Tidak ada
catatan bilamana lensa itu dibuat, tetapi pembesaran gambar yang dibentuk oleh
glas telah diketahui oleh bangsa Yunani
dan Roma. Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata micron = kecil dan scopos = tujuan, yang maksud adalah alat yang digunakan untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Pada abad XIII
Roger Bacon (1214-1297) telah mengetahui prinsip pengetahuan optik, dia bekerja
dengan memeakai lensa sederhana sebagai kaca mata.
Dalam sejarah
yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali ada 2 ilmuan Jerman yaitu
Hans Janssen dan Zaccharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan
lain, seperti Galilea Galilei (Italia) untuk membuat alat yang sama. Galilea
menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya
dikenal dengan nama mikroskop Galilea.
Mikroskop jenis
ini menggunakan lensa optik sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop
berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran dibawah 200 nanometer.
Untuk melihat benda berukuran dibawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop
dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah di tahun 1932 lahir mikroskop
elektron. Mikroskop elektron mempunyai kemampuan perbesaran objek yang tinggi
dibanding mikroskop optik. (Peter, 1998). Pada abad XIX ahli optika menawarkan
mikroskop untuk dijual ke segala penjuru kota-kota Eropa.
Antony Van Leuwenhock
(1632 - 1723) menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati
air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya yaitu memakai lensa
sederhana berukuran diameter 270mm. Ia tertarik dengan benda-benda kecil yang
bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Penemuan ini membuatnya lebih
antusias dalam mengamati benda-benda dan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal
ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya dilempengan
perak. Akhirnya Leuwenhock membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200 –
300 kali. (Maleakho, 2011).
Sejarah
ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang
memasuki masa keemasan saat mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert
Hooke, menggabarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang
dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop amatir
berkebangsaan Jerman yaitu Anhtonie Van Leuwenhock (1632 – 1723), menggunakan
mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat
melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).
2.3 JENIS-JENIS
MIKROSKOP
a)
Mikroskop
Cahaya
Mikroskop cahaya
memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki kaki yang berat dan
kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi
lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif
dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada
mikroskop bisa membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler).
Pada ujung bawah
mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau
lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat
preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk
menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional,
sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu
cermin datar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin in akan
mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah
dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari.
Lensa objektif
bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan
bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu
menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler,
merupakan lensa likrskop yang terdpat dibagian ujung atas tabung, berdekatan
dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar
antara 4-25 kali.
Lensa kondensor
berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus,
sehinga pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda
menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop
kurang baik.
b)
Mikroskop
Stereo
Mikroskop stereo
merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran
relatif besar. Mikroskop stereo memiliki
perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat
dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan
mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa
perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah:
1.
Ruang ketajaman lensa
mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga
kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati. Sumber cahaya
berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa
okuler biasanya 3 kali, sehingga perbesaran objek total minimal 30 kali.
2.
Pada bagian bawah
mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat
lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan fokus objek terletak
disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas
pengatur fokus.
c)
Mikroskop
Elektron
Mikroskop
Elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan pembesaran obyek sampai
dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran
objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya.
Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro
maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Macam –macam
mikroskop elektron:
1.
Mikroskop transmisi
elektron (TEM)
2.
Mikroskop pemindai
transmisi elektron (STEM)
3.
Mikroskop pemindai
elektron
4.
Mikroskop pemindai
lingkungan electron (ESEM)
5.
Mikroskop refleksi
elektron (REM)
d)
Mikroskop
Ultraviolet
Suatu
variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya
ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang
dapat dilihat. Penggunaan cahaya ultraviolet untuk
pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat dari pada
mikroskop biasa. Karena cahaya ultraviolet tidak dapat dilihat oleh mata
manusia. Bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini
menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal dalam
pekerjaan sehari-hari.
e)
Mikroskop
Pender (Flourenscence Microscope)
Mikroskop
pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti
bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein
antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian
atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu
besifat khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen yang dimaksud
ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar.
f)
Mikroskop
medan-gelap
Mikroskop
medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang
begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop
medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal
adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang
dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut
yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.
g)
Mikroskop
Fase kontras
Cara
ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun
pada galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri)
tembus cahaya sehingga pada masing-masing tinkram tak akan teramati, kesulitan
ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras.
Prinsip
alat ini sangat rumit apabila mikroskop biasa digunakan untuk mengamati nukleus
sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat. Walaupun begitu nukleus
ini dapat mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti.
Hubungan ini tidak dapaat ditangkap oleh mata manusia yang biasa dikenal dengan
sebutan fase.
Namun suatu susunan filter dan diafragma pada
mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam
terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata.
Dengan demikian nukleus dan unsur lainnya yang sejauh ini tidak dapat dilihat
menjadi dapat dilihat.
2.4
BAGIAN-BAGIAN DAN FUNGSI MIKROSKOP
a)
Lensa okuler, yaitu lensa
yang dekat dengan mata pengamat, lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan
maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.
b)
Lensa objektif, lensa ini
berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan
nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk
menentukan perbesaran lensa objektif.
c)
Tabung mikroskop (tubus),
tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif
dengan lensa okuler.
d) Makrometer (pemutar kasar),
makrometer berfungsi untuk menaik-turunkan tabung mikroskop secara kasar.
e)
Mikrometer (pemutar halus),
pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara halus,
dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
f)
Revolver, revolver berfungsi untuk
mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
g)
Cermin, terdiri dari dua
jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Cermin ini
berfungsi untuk memantulkan cahaya ke meja objek melalui lubang yang terdapat
di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya
yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan
cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
h)
Diafragma, berfungsi untuk
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
i)
Kondensor, kondensor berfungsi
untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik
turunkan.
j)
Meja sediaan,
berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
k)
Sengkeling / penjepit kaca objek,
penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah
bergeser.
l)
Lengan mikroskop,
berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
m) Kaki mikroskop,
berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n)
Sendi inklinasi (pengatur sudut),
untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
2.5 CARA
KERJA DAN SIFAT BAYANGAN DARI MIKROSKOP
a)
Lensa
obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur
serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan
untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai
"apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang
akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik
yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
b)
Lensa
okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung
berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
c)
Lensa
kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan
pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan
diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat
menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.
d)
Sifat
bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu lensa objekif dan lensa
okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan diperkecil.
Sedngkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar.
e)
Benda
yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif.
Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata pengamat berda dibelakang
lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okule tepat di titik focus ensa
okuler dinamakan pegamat secara rilks dan pengamatan dilakukan secara
terakomendasi bila bayangan objektif berada diruang etama okuler. Mikroskop
yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang
memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa:
1)
Mikroskop adalah salah
satu alat yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang
biologi. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang
sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
2)
Mikroskop
pertama kali dikembangkan pada abad ke 16 menggunakan lensa sederhana untuk mengatur cahaya biasa.
3)
Jenis-jenis
mikroskop terdiri dari mikroskop cahaya, mikroskop stereo, mikroskop electron,
mikroskop ultraviolet, mikroskop pender (Flourenscence Microscope), mikroskop medan gelap dan mikroskop fase kontras.
4)
Bagian-bagian
mikroskop terdiri atas; lensa okuler, lensa objektif, tabung mikroskop (tubus), makrometer (pemutar kasar)
mikrometer (pemutar halus),
revolver, cermin, diafragma,
kondensor, meja sediaan,
sengkeling / penjepit kaca objek, lengan mikroskop, kaki mikroskop dan sendi
inklinasi (pengatur sudut).
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment