Pasang Iklan Murah Hanya Disini !

Monday 26 December 2016

MIKROSKOP



TEKNIK LABORATORIUM
MIKROSKOP
KELOMPOK : II
ANGGOTA    :
1.      ANDRI KELUANAN
2.      ANASTASIA L.SIGA
3.      BRENDA INJULIA KITU
4.      DAVID THOMAS DULI
5.      ERNESTA HENI MALO
6.      JOICE H. NUBATONIS
7.      KATARINA IWA
8.      KATARINA KEO
9.      PRIZELA POY DANDO
10.  SERLY YULIA NALLE
11.  SOFIA SEMOI
12.  URSULA LANGOBELEN
13.  VEBILIANA RIA



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan ramat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mikroskop” dengan lancar.
Makalah ini di tulis dari hasil penyusunan data-data dari hasil yang kami peroleh dari buku panduan, jurnal dan modul yang berkaitan dengan mikroskop. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teknik Laboratorium atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada teman-teman Biokatalis yang telah mendukung terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami mengharapkan, melalui membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita dalam hal pengetahuan mengenai mikroskop. Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.


                                                                                                                                                                                                                                                            Kupang, Maret 2016

TIM PENYUSUN      




DOKUMENTASI KELOMPOK




















DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................................        i
Kata Pengantar..................................................................................................................        ii
Dokumentasi Kelompok....................................................................................................        iii
Daftar isi............................................................................................................................        iv
Bab I Pendahuluan............................................................................................................        1
1.1     Latar Belakang....................................................................................................        1
1.2     Rumusan Masalah...............................................................................................        1
1.3     Tujuan Penulisan.................................................................................................        2
Bab II Pembahasan...........................................................................................................        3
2.1     Pengertian Mikroskop.........................................................................................        3
2.2     Sejarah Penemuan Mikroskop.............................................................................        4
2.3     Jenis-jenis Mikroskop..........................................................................................        5
2.4     Bagian-bagian dan Fungsi Mikroskop................................................................        10
2.5     Cara Kerja dan Sifat Bayangan Mikroskop........................................................        13
Bab III Penutup................................................................................................................        14
3.1     Simpulan.............................................................................................................       14
3.2     Saran...................................................................................................................        14
Daftar Pustaka...................................................................................................................        14



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Pada awalnya, untuk melihat benda yang berukuran kecil, para peniliti menggunakan kaca pembesar (lup) yang menggunakan sebuah lensa cembung yang mempunyai titik fokus yang dekat dengan lensanya. Namun kaca pembesar ini memiliki kelemahan karena jarak benda harus lebih kecil dari jarak titik fokus ke lensa kaca pembesar tersebut.
Seiring berkembangnya zaman dan peradaban yang semakin kompleks, para ilmuwan berhasil menciptakan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian  dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk memelajari struktur benda-benda kecil.
Mikroskop merupakan alat bamtu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui macam-macam mikroskop, bagaian-bagain mikroskop dan fungsinya serta hal-hal lain yang berhubungan dengan mikroskop itu sendiri. Hal dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop.

1.2    RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan mikroskop?
2.    Bagaimana sejarah penemuan mikroskop?
3.    Sebutkan jenis – jenis mikroskop?
4.    Sebutkan bagian – bagian dan fungsinya pada mikroskop?
5.    Bagaimana cara kerja serta sifat bayangan dari mikroskop?
1.3    TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.        Dapat mengetahui defenisi dari mikroskop
2.        Dapatapat mengetahui sejarah dari mikroskop
3.        Dapat  Mengetahui jenis – jenis mikroskop
4.        Dapat Mengetahui bagian – bagian serta fungsinya masing – masing dari mikroskop
5.        Dapat   Mengetahui cara kerja dan sifat bayangan dari mikroskop.

6.       
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     PENGERTIAN MIKROSKOP
Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan scropos yang artinya melihat. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan penelitian yang bersifat mikroskop, karena tanpa mikroskop manusia tidak dapat melihat benda yang sangat halus dan kecil dengan mata telanjang. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, tebalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula.
Mikroskop optik terdiri atas dua yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau sinar lampu. Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa objektif dan lensa okuler dengan pembesaran sebagai berikut:
a)        Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
b)        Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
c)        Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x
d)       Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif emersi, karena penggunaanya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya dengan khusus pula.
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Kekuatan pembesaran tidak  terlalu kuat umumnya adalah objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x.
2.2     SEJARAH PENEMUAN MIKROSKOP
Mikroskop pertama kali dikembangkan pada abad ke 16 menggunakan lensa sederhana untuk mengatur cahaya biasa. Pertama kali perbesaran terbatas kira-kira 10 kali dari ukuran objek sebenarnya. Setelah mengalami perbaikan akhirnya perbesaran bisa mencapai 270 sampai 400 kali.
Mikroskop adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
Tidak ada catatan bilamana lensa itu dibuat, tetapi pembesaran gambar yang dibentuk oleh glas telah diketahui oleh  bangsa Yunani dan Roma. Kata mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata micron = kecil dan scopos = tujuan, yang maksud adalah alat yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Pada abad XIII Roger Bacon (1214-1297) telah mengetahui prinsip pengetahuan optik, dia bekerja dengan memeakai lensa sederhana sebagai kaca mata.
Dalam sejarah yang dikenal sebagai pembuat mikroskop pertama kali ada 2 ilmuan Jerman yaitu Hans Janssen dan Zaccharias Janssen (ayah-anak) pada tahun 1590.  Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan lain, seperti Galilea Galilei (Italia) untuk membuat alat yang sama. Galilea menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609 dan mikroskop yang dibuatnya dikenal dengan nama mikroskop Galilea.
Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik sehingga disebut mikroskop optik. Mikroskop berbasis lensa optik ini tidak bisa mengamati ukuran dibawah 200 nanometer. Untuk melihat benda berukuran dibawah 200 nanometer, diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari ide inilah di tahun 1932 lahir mikroskop elektron. Mikroskop elektron mempunyai kemampuan perbesaran objek yang tinggi dibanding mikroskop optik. (Peter, 1998). Pada abad XIX ahli optika menawarkan mikroskop untuk dijual ke segala penjuru kota-kota Eropa.
Antony Van Leuwenhock (1632 - 1723) menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya yaitu memakai lensa sederhana berukuran diameter 270mm. Ia tertarik dengan benda-benda kecil yang bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda dan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya dilempengan perak. Akhirnya Leuwenhock membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200 – 300 kali. (Maleakho, 2011).
Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggabarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Anhtonie Van Leuwenhock (1632 – 1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).

2.3     JENIS-JENIS MIKROSKOP
a)        Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bisa membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler).
Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih barasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar ataupun cukung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari.
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, merupakan lensa likrskop yang terdpat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali.
Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehinga pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.
b)       Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif  besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah:
1.        Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati. Sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 3 kali, sehingga perbesaran objek total minimal 30 kali.
2.        Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lenda objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan fokus objek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokus.

c)        Mikroskop Elektron
Mikroskop Elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan pembesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya. Macam –macam mikroskop elektron:
1.        Mikroskop transmisi elektron (TEM)
2.        Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)
3.        Mikroskop pemindai elektron
4.        Mikroskop pemindai lingkungan electron (ESEM)
5.        Mikroskop refleksi elektron (REM)

d)       Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat. Penggunaan cahaya ultraviolet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat dari pada mikroskop biasa. Karena cahaya ultraviolet tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal dalam pekerjaan sehari-hari.

e)        Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar.
           
f)         Mikroskop medan-gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.

g)        Mikroskop Fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya  tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-masing tinkram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras.

Prinsip alat ini sangat rumit apabila mikroskop biasa digunakan untuk mengamati nukleus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat. Walaupun begitu nukleus ini dapat mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti. Hubungan ini tidak dapaat ditangkap oleh mata manusia yang biasa dikenal dengan sebutan fase.
 Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata. Dengan demikian nukleus dan unsur lainnya yang sejauh ini tidak dapat dilihat menjadi dapat dilihat.

2.4     BAGIAN-BAGIAN DAN FUNGSI MIKROSKOP
a)        Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat, lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.
b)        Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
c)        Tabung mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
d)       Makrometer (pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik-turunkan tabung mikroskop secara kasar.
e)        Mikrometer (pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara halus, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
f)         Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
g)        Cermin, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Cermin ini berfungsi untuk memantulkan cahaya ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.


h)        Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
i)          Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
j)          Meja sediaan, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
k)        Sengkeling / penjepit kaca objek, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
l)          Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
m)      Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n)        Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

2.5     CARA KERJA DAN SIFAT BAYANGAN DARI MIKROSKOP
a)        Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
b)        Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
c)        Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.
d)       Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu lensa objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Sedngkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar.
e)        Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif. Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata pengamat berda dibelakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okule tepat di titik focus ensa okuler dinamakan pegamat secara rilks dan pengamatan dilakukan secara terakomendasi bila bayangan objektif berada diruang etama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak.






















BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1)         Mikroskop adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
2)         Mikroskop pertama kali dikembangkan pada abad ke 16 menggunakan lensa sederhana untuk mengatur cahaya biasa.
3)         Jenis-jenis mikroskop terdiri dari mikroskop cahaya, mikroskop stereo, mikroskop electron, mikroskop ultraviolet, mikroskop pender (Flourenscence Microscope), mikroskop medan gelap dan mikroskop fase kontras.
4)         Bagian-bagian mikroskop terdiri atas; lensa okuler, lensa objektif, tabung mikroskop (tubus), makrometer (pemutar kasar) mikrometer (pemutar halus), revolver, cermin, diafragma, kondensor, meja sediaan, sengkeling / penjepit kaca objek, lengan mikroskop, kaki mikroskop dan sendi inklinasi (pengatur sudut).












DAFTAR PUSTAKA








No comments: