Pasang Iklan Murah Hanya Disini !

Monday, 26 December 2016

Prinsip - Prinsip Belajar



BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
            Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat di lakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh karenanya, sebagai calon guru perlu mempelajari teori dan prinsip-prinsip belajar yang dapat membimbing aktivitas dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi langkah prosedur pembelajaran, namun bisa memberi arah prioritas-prioritas dalam tindakan guru. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas belajar kemungkinan dalam pembelajaran.
            Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar, ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Oleh karena itu, untuk lebih lengkapnya akan penulis bahas dalam materi pembahasan di bawah ini dengan judul “ Beberapa prinsip yang perludiperhatikan dalam pembelajaran “.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang di maksud dengan prinsip-prinsip belajar ?
2.      Apa saja prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ?
3.      Apa saja kekhususan prinsip pembelajaran menurut para ahli pada masing-masing ranah pembelajaran ?
C.    TUJUAN
1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari prinsip-prinsip belajar.
2.      Agar mahasiswa dapat menjelaskan apa saja prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran.
3.      Agar mahasiswa dapat menjelaskan apa saja prinsip-prinsip pembelajaran menurut para ahli pada masing-masing ranah pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN PRINSIP PEMBELAJARAN
            Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.  Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pokok berpikir, berpijak atau bertindak.
Kata pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Jadi prinsip-prinsip pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.

B.     PRINSIP-PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBELAJARAN
            Berikut ini diuraikan beberapa prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran:
1.      Prinsip Perhatian dan Motivasi
            Motivasi merupakan tenaga pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
            Motivasi terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang akan sesuatu yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi untuk mencapainya. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain (Djamarah: 2006).Dalam kegiatan belajar, peran guru sangat penting di dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Menyadari bahwa motivasi terkait erat dengan kebutuhan,maka tugas guru adalah meyakinkan para siswa agar tujuan belajar yang ingin diwujudkan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap siswa. Guru hendaknya dapat meyakinkan siswa bahwa hasil belajar yang baik adalah suatu kebutuhan guna mencapai sukses yang dicita-citakan.
Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal. Beberapa penulis atau ahli yang lain menyebutnya motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi internal dan instrinsik, adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan suatu aktivitas.
Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu.Motivasi eksternal melalui proses belajar dan interaksi individu dengan lingkungannya dapat berubah menjadi motivasi internal. Proses perubahan dari motivasi ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik pada seseorang disebut “transformasi motif”. (Dimyati dan Mudjiono: 1994).

2.      Prinsip Keaktifan
            Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. demikian pula berarti harus dapat diterapkan oleh setiap siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan.
Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah:
a.       Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses belajarnya.
b.      Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimen.
c.        Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
d.      Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
e.       Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.

3.      Prinsip Keterlibatan Langsung
            Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi.keterlibatan langsung siswa memberi banyak sekali manfaat baik manfaat yang langsung dirasakan pada saat terjadinya proses pembelajaran tersebut, maupun manfaat jangka panjang setelah proses pembelajaran terjadi.
Bilamana proses belajar untuk mencapai perubahan-perubahan tersebut melibatkan peran langsung siswa, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang lebih cepat karena siswa terlibat di dalam mengalami sendiri, atau mempraktekkan sendiri dimensi-dimensi kemampuannya. Dengan demikian pula sekaligus siswa mengetahui kemampuan-kemampuan dirinya, sehingga memungkinkan tumbuhnya dorongan atau motivasi untuk mengembangkan diri.

4.      Prinsip Pengulangan
            Teori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat terhadap prinsip belajar pengulangan ini adalah teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati, menghapal, menanggapi dan sebagainya.melalui latihan-latihan maka daya-daya tersebut semakin lambat perkembangannya.
Adapun implikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah:
a.       Memilih pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan.
b.      Merancang kegiatan pengulangan.
c.       Mengembangkan soal-soal latihan.
d.      Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan bervariasi.
Sedangkan pada siswa sangat dituntut untuk memiliki kesadaran yang mendalam agar bersedia melakukan pengulangan latihan-latihan baik ditugaskan oleh guru maupun atas inisiatif dan dorongan diri sendiri.

5.      Prinsip Tantangan
            Bilamana anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Model-model pembelajaran yang menempatkan siswa hanya menerima saja apa yang diberikan atau disampaikan oleh guru, memiliki kadar keterlibatan mental yang sangat rendah. Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu:
a.       Merancang dan mengelola kegiatan inquiry dan eksperimen;
b.      Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa;
c.       Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran;
d.      Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik;
e.       Membimbing siswa menemukan fakta, konsep, prinsip dan generalisasi;
f.       Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.

6.      Prinsip Balikan dan Penguatan
            Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan implementasi dari teori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui Teori Operant Conditioning dan salah satu hukum belajar dari Thorndike yaitu “law of effect”. Menurut hukum belajar ini, siswa akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil dan baik. Hasil belajar, apalagi hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar berikutnya.
Sumantri dan Permana (1999:274) mengemukakan secara khusus beberapa tujuan dari pemberian penguatan,yaitu:
a.       Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
b.      Merangsang peserta didik berpikir lebih baik
c.       Menimbulkan perhatian peserta didik
d.      Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
e.       Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
            Terdapat beberapa jenis penguatan yang dapat dilakukan guru:
a.       Penguatan verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-kata/kalimat yang diucapkan, seperti: “bagus”, “baik”, “smart”, “tepat” dan sebagainya.
b.      Penguatan gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh atau mimik muka yang memberi arti/kesan baik kepada peserta didik. Penguatan gestural dapat berupa; tepuk tangan, acungan jempol, anggukan, tersenyum, dan sebagainya.
c.       Penguatan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru terhadap perilaku peserta didik dengan cara mendekatinya. Penguatan dengan cara mendekati ini dapat dilakukan ketika peserta didik menjawab pertanyaan, bertanya, berdiskusi atau sedang melakukan aktivitas-aktivitas lainnya.
d.      Penguatan dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru dengan cara menyentuh peserta didik, seperti  menepuk pundak, menjabat tangan, mengusapk kepala atau bentuk lainnya.
e.       Penguatan dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan. Memberikan penghargaan kepada kemampuan peserta didik dalm suatau bidang tertentu, seperti peserta didik yang pandai bernyanyi diberikan kesempatan untuk melatoih vokal pada temannya.
f.       Penguatan berupa tanda atau benda, yaitu memberikan penguatan kepada peserta didik berupa simbol-simbol atau benda-benda. Penguatan ini dapat berupa komentar tertulis atas karya peserta didik, hadiah, piagam, lencana dan sebagainya.


7.      Prinsip Perbedaan Individual
            Sebelum guru menentukan strategi pembelajaran, metode dan teknik-teknik evaluasi yang akan dipergunakan, maka guru terlebih dahulu dituntut untuk memahami karakteristik siswa dengan baik. Hal ini dikarenakan dari hasil sejumlah riset menunjukkan bahwa keberagaman faktor. Seperti sikap siswa, kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta kemampuannya dan konteks pembelajaran merupakan komponen yang memberikan dampak sangat penting terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa-siswa pelajari (Killen,1998:5).
            Secara lebih spesifik berkenaan dengan implikasi atau penerapan prinsip-prinsip perbedaan individual dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut:
a.       Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan belajar yang mereka butuhkan
b.      Para siswa harus terus didorong untuk mampu memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan
c.       Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang selaras dengan minat, tujuan dan latar belakang mereka
d.      Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang berbeda denga siswa-siswa yang lain
e.       Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih diperkuat bilamana para siswa tidak merasa terancam oleh proses yang ia ikuti serta lingkungannya sehingga mereka memiliki keleluasaan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan belajar
f.       Para siswa yang telah memahami kekuatan dirinya akan lebih cenderung memiliki dorongan dan minat untuk belajar secara lebih sungguh-sungguh.

C.    PRINSIP PEMBELAJARAN MENURUT PARA AHLI PADA MASING-MASING
        RANAH PEMBELAJARAN
            Disamping prinsip-prinsip diatas, adapun beberapa prinsip belajar yang dikaji dari ranah pembelajaran, yaitu:
1.      Prinsip Belajar Kognitif
Beberapa hal berikut ini sangat penting diperhatikan dalam proses pembelajaran kognitif:
a.      Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbadaan individual yang ada
b.      Pengalaman belajar harus di organisasikan kedalam satuan-satuan atau unit-unit yang sesuai
c.       Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dalam konsep amatlah penting. Perilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat di perlikan untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna
d.       Dalam memecahkan masalah, para siswa harus dibantu untuk mendefinisikan dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan tumbuhnya kemampuan berfikir yang multy dimensional (divergent thinking).

2.      Prinsip Belajar Afektif
Pembelajaran afektif dapat dilaksanakan dengan baik dalam upaya mencapai hasil belajar yang diharapkan bilamana guru memperhatikan beberapa hal berikut:
a.       Sikap dan nilai tidak hanya diperoleh dari proses pembelajaran langsung, akan tetapi sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain
b.       Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat
c.      Model interaksi guru dan dan siswa yang positif dalam proses pembelajaran di kelas, dapat memberikan kontribusi bagi tumbuhnya sikap positif di kalangan siswa
d.      Para siswa dapat dibantu agar lebih matang dengan cara memberikan dorongan bagi mereka untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan serta emosi.

3.      Prinsip Belajar Psikomotorik
Terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui guru berkenaan dengan pembelajaran psikomotorik:
a.      Di dalam tuga suatu kelompok akan menunjukkan variasi kemampuan dasar psikomotorik
b.      Melalui aktivitas bermain dan aktivitas informal lainnya para siswa akan memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih baik
c.       Faktor-faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan penampilan psikomotor individu
d.      Latihan yang cukup yang diberikan dalam rentang waktu tertentu dapat memperkuat proses belajar psikomotorik



BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
           
            Prinsip belajar dapat diartikan sebagai pandangan-pandangan mendasar dan dianggap penting yang dijadikan sebagai pegangan didalam melaksanakan kegiatan belajar. Bagi guru, kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan membantu meningkatkan efektivitas pengelolaan pembelajaran yang pada akhirnya dapat tercapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.




DAFTAR PUSTAKA

Davies, RB. 1991. Teacher as Curriculum Evaluators. Sydney: George Allen and Unwin.
DepPorter, Bobby. 2000. Quantum Teaching. Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-         ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Djamarah, SB. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Killen, Roy. 1998. Effective Teaching Strategies-Lesson from Research and Practice. Second       Edition. Australia: Social Science Press.
Parkay, Forrest. 1998. Becoming A Teacher. Fourth Edition. USA: Allyn and        Bacon.Briggs&Roos.
Sumantri, M dan Permana, J. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas Dirjen   Dikti.

No comments: