Pasang Iklan Murah Hanya Disini !

Monday, 26 December 2016



TUGAS ZOOINVERT
FILUM MOLUSCA (KELAS CEPHALOPODA)

OLEH
KELOMPOK 3


Text Box: SEMESTER 3
1. Andri Keluanan
2. David Thomsas Duli
3. Lidya Elfian J. Bangngu
4. Maria Magdalena Dora
5. Melania Ata
6. Merlin Hana Ana Andung
7. Richnald Nubatonis
8. Ryan N. Nggaluama
9. Serly Yulia Nalle
10. Stevin Imanuel Yacob Liu
11. Una W. S. Banoet
12. Vebiliana Ria
SEMESTER 9
12.    Hendrikus J. Angi
13.    Maria A. Nahak
14.    Nikolaus Jehamon
15.    Rani M. Runesi
 
Nama           :                                                                    














Prodi             : Pendidikan Biologi

Semester       : III


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas praktikum anatomi tumbuhan dengan judul “Cephalopoda”.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja penulis yang akan datang.Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.





Kupang, November 2016


Penulis




















ii
DAFTAR ISI

Cover judul ............................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 1
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
Bab II Pembahasan.................................................................................................... 2
A.    Pengertian Cephalopoda................................................................................ 2
B.     Morfologi, anatomi, dan fisiologi cephalopoda............................................. 2
1.      Morfologi cephalopoda ..................................................................... 2
2.      Anatomi cephalopoda ....................................................................... 4
3.      Fisiologi cephalopoda ....................................................................... 5
C.     Klasifikasi cephalopoda ................................................................................ 8
D.    Penyebaran dan manfaat cephalopoda ......................................................... 14
Bab III Penutup......................................................................................................... 16
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 16
B.     Saran.............................................................................................................. 16
Daftar Pustaka........................................................................................................... 17












iii

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  belakang
Di bumi ini, keanekaragaman hewan sangat beragam jenisnya oleh karena itu kita perlu mengklasifikasikannya untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara melihat/mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada objek tersebut. Keuntungan yang di peroleh dari klasifikasi adalh mempermudah kita untuk menggolongkan suatu makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Dalam klasifikasi terdapat Kingdom/dunia Animalia (hewan). Animalia terdiri dari dua kelompok besar yaitu vertebrata (bertulang belakang) dan invertebrate (tidak bertulang belakang). Invertebrate terbagi lagi kedalam beberapa filum yaitu protozoa, porifera, coelenterate, plathyhelminthes, nemathelminthes, anelida, Mollusca, arthropoda, dan echinodermata.
Moluska adalah binatang yang lunak, memiliki cangkang (mantel) yaitu lapisan jaringan yang menutupi organ-organ visceral dan membentuk rongga mantel. Walaupun sebagian besar jenis mollusca memiliki cangkang, namun ada beberapa jenis mollusca yang tidak memiliki cangkang.
Menurut beberapa ahli pada filum Mollusca dapat dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu: Amphineura/Polyplachopora, Gastropoda, Schaphopoda, Pelecypoda dan Chepalopoda. Dalam kelas Cephalopoda merupakan hewan yang kakinya berada di kepala kaki ini dikenal dengan nama tentakel atau lengan yang berfungsi untuk menangkap mangsanya. Untuk mengetaui  Chepalopoda lebih dalam akan di bahas dalam makalah ini.  
B.     Rumusan  Masalah
Dari uraian rumusan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1.      Apa itu cephalopoda ?
2.      Bagaimana morfologi, anatomi, dan fisiologi cephalopoda ?
3.      Bagaimanan klasifikasi dari cephalopoda ?
4.      Bagaimana penyebaran dan manfaat cephalopoda ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian cephalopoda.
2.      Untuk mengetahui morfologi, anatomi, dan fisiologi cephalopoda.
3.      Untuk mengetahui klasifikasi dari cephalopoda.
4.      Untuk mengetahui penyebaran dan manfaat cephalopoda.
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Cephalopoda
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuh yang lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala.
Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), gurita (Octopus sp.) dan Nautilus sp. Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar laut. Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya. Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang. Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta. Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya. Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya.
Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya. Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak. Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus). Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

B.     Morfologi, anatomi, dan fisiologi cephalopoda.
1.      Morfologi cephalopoda
 Cephalopoda merupakan Mollusca dengan kepala yang jelas dan mata yang besar. Kaki otot dimodifikasi menjadi tangan, tentakel sekeliling mulut, dan corong yang merupakan saluran keluar dari rongga mantel. Pada Cephalopoda, kaki telah berevolusi menjadi lengan yang panjang dekat kepala. Cumi-cumi memiliki 10 lengan, sedangkan gurita memiliki 8 lengan. Pada cumi-cumi, rangka dalam tubuhnya dihasilkan dari zat hasil sekresi internal oleh mantel. Adapun, gurita tidak memiliki rangka sama sekali. Di samping itu, semua anggotanya tidak memiliki cangkang, kecuali spesies Nautilus.. Cephalopoda menggunakan lengannya untuk menangkap mangsanya dan memasukkannya ke dalam mulut. Semua Cephalopoda adalah karnivor. Dalam mulutnya, terdapat beberapa pasang struktur seperti gigi yang digunakan untuk menggigit dan merobek mangsanya. Sebagian besar Cephalopoda mempunyai kelenjar tinta. Pada kulit Cephalopoda mengandung kromatofor, yaitu pigmen yang memungkinkan tubuhnya berubah warna. Cephalopoda mempunyai peran yang cukup penting dalam ekosistem. Mereka merupakan mata rantai penting dalam jaring makanan pada ekosistem laut. Berbagai ikan memangsa cumi-cumi sebagai sumber makanannya. Selain itu, cumi-cumi dan sotong merupakan makanan laut yang digemari manusia.
Ciri ciri cephalopoda yaitu :
·         mollusca yang mempunyai kepala jelas dan mata yang besar
·         kaki otot dimodifikasi menjadi tangan, tentakel di sekeliling mulut, dan  corong yang merupakan saluran keluar dari rongga mantel. (kaki yang terletak di bagian kepala)
·         umumnya tidak mempunyai cangkang luar, tetapi mempunyai cangkang dalam yang terbuat dari kapur / kitin
·         Mempunyai kantong / kelenjar tinta


2.      Anatomi cephalopoda
·         Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir.
·         Mulut : tempat masuknya makanan.
·         Mata : sebaga alat penglihatan
·         Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.
·         Anus : mengeluarkan sisa metabolisme.
·         Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
·         Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan lambung.
·         Insang : sebagai organ pernapasan.
·         Lambung : sebagai bagian dari organ pencernaan.
·         Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
·         Ovarium : penghasil sel telur.Rektum : sebagai bagian usus belakang yang membuka ke anus.
·         Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta. Tinta akan di semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / beretemu pemangsa/predator.

3.      Fisiologi cephalopoda
Pada fisiologi cephalopoda ini yang akan dibahas adalah sistem saraf, sistem pencernaan, sistem pernafasan  sistem sirkulasi dan sistem reproduksi.
a.       Sistem saraf
Sistem syaraf terdiri atas tujuh buah ganglion yang terletak di dalam kepala, berupa ganglion serebral,  ganglion pedal, ganglion viseral, ganglion suprabukal, ganglion infrabukal, dan ganglion optik. Organ sensoriik sangat berkembang dan terdiri atas mata, dua statosis dan organ pembau. Statosis terletak di masing-masing lateral kepala dan berperan sebagai organ keseimbangan. Terdapat pula mata, di mana mata tersebut sudah sama dengan mata pada vertebrata.
b.      Sistem pencernaan
Organ pencernaan di mulai dari mulut yang mengandung radula dan dua rahang yang terbuat dari zat khitin dan berbentuk seperti paruh burung betet. Gerak kedua rahang tersebut di karenakan kontraksi otot. Terdapat dua kelenjar ludah yang terletak di masa bukal. Kelenjar ludah ke tiga terletak ujung anterior hati dan mensekresi racun yang akan bermuara ke daerah rahang.
Kelenjar pencernaan terdiri atas dua bagian yaitu hati yang terdapat di anterior  dan pancreas terletak di posterior. Lambung bersifat muscular dan berfungsi mencampurkan makanan dari hasil sekresi dari kelenjar pencernaan. Zat-zat makanan akan menuju ke dalam usus atau ke dalam sektum, organ pencernaan berikutnya adalah rektum dan anus yang bermuara dalam rongga mantel 
octopus digestive system
c.       Sistem pernafasan
Pernafasan dengan sepasang insang yang lebar seperti kipas.insang terdapat di sebela dalam mantel. Air yang mengandung O2 masuk melalui cela mantel dan terus ke insang. O2 akan diserap oleh insang dan aer akan keluar melalui corong. Tidak ada cilia pada filamen karena tidak ada masalah pembuangan sedimen.
d.      Sistem sirkulasi
Sirkulasi darah dilakukan dengan baik. Alat-alat sirkulasi terdiri atas jantung dan sejumlah pembuluh darah. Jantung menerima darah dari vena cava anterior dan vena cava posterior kemudian meuju insang melalui pembuluh darah afferent ke kapiler dan terjadilah pertukaran Odengan CO2. Darah yang mengandung O2 keluar dari masing-masing insang melalui pembuluh darah efferent menuju aurikel di setiap sisi yang masing-masing bermuara  pada jantung sistemik.
Pada gurita peredaran darah tertutup.  Darah dalam insang melalui pembuluh kapiler.  Mempunyai jantung tambahan yang terletak antara ginjal dan insang. Jsntung tambahan ini disebut jantung insang. Jantung insang ini untuk memperbesar tekanan darah dan mempercepat alirannya.


e.       Sistem reproduksi
Suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak serta menjaga kelangsungan hidupnya hanya dalam batas-batas kisaran toleransi, dengan kondisi faktor-faktor abiotik dan ketersediaan sumberdaya tertentu saja (Kramadibrata, 1996). cumi-cumi melakukan reproduksi dengan sexsual. Reproduksi pada cumi-cumi secara seksual. Sistem reproduksi seksual pada cumi-cumi terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori genital dan penis. Setelah kawin, cumi-cumi betina menaruh telurnya di karang-karang nan merupakan sarangnya. Cumi-cumi betina menunggui telur-telurnya dari gangguan hewan predator. Telur cumi-cumi akan menetas setelah 20 hari. Selepas itu anak cumi-cumi bergerak sendiri mencari makan.



C.     Klasifikasi cephalopoda
Kelas cephalopoda dibagi menjadi 2 ordo, yaitu tetrabranchiata dan dibranchiate.
1.      OrdoTetrabranchiata
Tetrabranchiata meliputi jumlah spesies yang sangat banyak, diantaranya telah menjadi fosil (kelompok nautiloid dan ammonoids) yang hidup pada zaman Mesozoik(60 juta tahun yang lalu). Contoh yang mewakili dari nautiloids adalah genus nautilus yang dapat dijumpai di lautan pasifik dan lautan Indonesia 
Kingdom            : Animalia                                           
Filum                  : Molusca
Class                   : Chepalopoda
Ordo                   : Tetrabranchia
Family                : Nautilidae
Genus                 : Nautilus
Spesies               : Nautilus sp.
Tetrabranchiata memiliki cangkang luar dari kapur yang membelit dan memiliki beberapa lengan. Hewan ini mempunyai dua pasang insangserta dua pasang nefridia dan tidak mempunyai kromatofora dan kantung tinta. Salah satu famili dari ordo tetrabranchiata adalah famili nautilidae; cantohnya nautilus pompilus.

a.       Morfologi Nautilus sp.
                                        Body chamber (mulut cangkang)
septum
                                                                                       



                      

Berikut ini deskripsi mengenai nautilus (Kastawi, 2003):
·           cangkang yang melingkar pada suatu bidang datar (planospiral), bulat pipih berbentuk spiral tertutup dan terbuat dari bahan kapur
·           bagian dalam cangkang memiliki rongga dan terbagi menjadi beberapa septum
·           warna permukaan cangkang umumnya putih dengan dengan garis melingkar berwarna coklat
·           garis tengah cangkang mencapai 25 cm
·           tubuh menempati rongga kosong pada mulut cangkang (body chamber)
·           memiliki septum yaitu sekat yang terdapat pada cangkang yang merupakan pemisah antar rung dan memiliki septa neck atau sekat leher
·           memiliki tentakel. Kaki (tentakel) ini berfungsi sebagai tangan untuk mencari, merasa dan menangkap makanan.
·           Tidak memiliki kromatofor
·           Tidak mempunyai kantung tinta
·           Memiliki mata yang sederhana
·           Spesies ini ditemukan dalam air cukup dangkal (1-50 meter), biasanya di platform terumbu karang atau pinakel laguna, serta di pasir, di bawah batu atau rumput laut. 

b.      Anatomi Nautilus sp.



           





c.       Fisiologi Nautilus sp.
Adapun secara anatomi, organ respirasi cumi terdiri atas empat insang berbentuk bulu yang terdapat di rongga mantel. Prosesnya, air keluar masuk melalui tepi lingkaran ujung badan. Kontraksi dan relaksasi mantel menyebabkan sirkulasi air dalam rongga mantel sehingga terjadi pertukaran gas. Filamen insang disuplai oleh kapiler-kapiler darah. Darah mengandung pigmen respirasi yaitu hemocyanin.
Sistem pembuluh darah berkembang baik dan sistem peredaran darahnya terdiri dari jantung sistematik, aorta, dan arteri bersifat ganda dan tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah.
Alat ekskresinya berupa dua ginjal atau nefridia berbentuk segitiga berwarna putih yang berfungsi menapis cairan dari ruang perikardium dan membuangnya ke dalam rongga mantel melalui lubang yang terletak di sisi usus (Mia, 2008).
Organ pencernaan terdiri atas mulut yang mengandung radula dan dua rahang yang terbuat dari kitin dan berbentuk seperti paruh burung betet. Gerak kedua rahang tersebut dikarenakan kontraksi otot. Selanjutnya makanan di bawa ke esofagus, lambung, usus, rektum dan anus yang bermuara dalam rongga mantel. Pencernaan dilengkapi dengan dua kelenjar ludah (di masa bukal) dan di dekat ujung anterior hati, digunakan untuk mensekresikan racun di daerah rahang. Selain itu juga memiliki kelenjar pencernaan yaitu kelenjar hati pada anterior dan pankreas di posterior. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya (Mia, 2008).
Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion dan saraf. Ganglion serebral, pedal, viseral, suprabukal, infrabukal dan optik terletak di kepala. Indera sensoris juga sangat berkembang dan dilengkapi dengan mata, dua statosis pada masing-masing lateral kepala sebagai organ keseimbangan dan organ pembau.Sistem reproduksi nautilus dilakukan secara kawin. Hewan ini umumnya memijah satu kali dan biasanya mati setelah melakukan reproduksi. Alat kelaminnya terpisah (diosius), masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel dengan saluran yang terbuka ke arah corong sifon. Pada saat kopulasi spermatofor jantan dimasukkan ke dalam rongga mantel betina dengan pertolongan hektokotikulus (modifikasi ujung tangan kiri ke-5 jantan) yang berbentuk seperti sisir (Mia, 2008).

2.      Ordo Dibranchiata
Dibranchiata memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali dengan lengn lebih sedikit dibandingkan tetrabranchiata. Hewan ini mempunyai kantung tinta, sepasang insang, sepasang nefrida, serta memiliki kromatofora. Ordo dibranchiata dibagi menjadi 2 sub-ordo yaitu
a.       Subordo decapoda, contoh: Loligo pealeii dan Sepia officinalis
b.      Subordo octapoda; sebagian besar tak memiliki cangkang kecuali genus argonauta. Contoh octapoda antara lain argonauta argo, Octopus vulgaris dan Octopus bairdi.

Contoha dari Subordo decapoda, adalah  Loligo indica
Klasifikasi cumi-cumi :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Class                : Chepalopoda
Sub kelas         : Coloidea
Super ordo      : Decapodiformes
Ordo                : Decapoda
Family             : Loliginidae
Genus              : Loligo
Spesies            : Loligo indica


a)      Morfologi Cumi – cumi 
Cumi-cumi memiliki tubuh relaif lebih panjang, langsing, dan bagian belakang meruncing. Cangkang terletak didalam rongga mantel, berwarna transparan., berbentuk pena atau bulu yang terbuat dari kitin. Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik ungu hingga kehitaman yang diselubungi selaput tipis. Pada kedua sisi bagian dorsal  mantel  terdapat sirip lateral yang berbentuk segitiga. Kepala besar dengan 8 tangan dan 2 tentakel panjang. Permukaan lengan bagian dalam dilengkapi dengan batil isap, sedangkan pada tentakel hanya terdapat pada ujungnya saja. Ujung pasangan lengan IV pada jantan berubah menjadi hectocotylus.









b)      Anatomi Cumi – cumi 
c)      Fisiologi cumi-cumi
  • Sistem pencernaan
Organ pencernaan di mulai dari mulut yang mengandung radula dan dua rahang yang terbuat dari zat khitin dan berbentuk seperti paruh burung betet. Gerak kedua rahang tersebut di karenakan kontraksi otot. Terdapat dua kelenjar ludah yang terletak di masa bukal. Kelenjar ludah ke tiga terletak ujung anterior hati dan mensekresi racun yang akan bermuara ke daerah rahang. Kelenjar pencernaan terdiri atas dua bagian yaitu hati yang terdapat di anterior  dan pancreas terletak di posterior. Lambung bersifat muscular dan berfungsi mencampurkan makanan dari hasil sekresi dari kelenjar pencernaan. Zat-zat makanan akan menuju ke dalam usus atau ke dalam sektum, organ pencernaan berikutnya adalah rektum dan anus yang bermuara dalam rongga mantel  
  • Sistem Reproduksi
Suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak serta menjaga kelangsungan hidupnya hanya dalam batas-batas kisaran toleransi, dengan kondisi faktor-faktor abiotik dan ketersediaan sumberdaya tertentu saja (Kramadibrata, 1996).
Beberapa cumi-cumi melakukan reproduksi dengan sexsual. Reproduksi pada cumi-cumi secara seksual. Sistem reproduksi seksual pada cumi-cumi terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori genital dan penis

  • Sistem saraf
Sistem syaraf terdiri atas tujuh buah ganglion yang terletak di dalam kepala, dan saraf ganglion serebral, pedal, viseral, suprabukal, infrabukal, dan optik. Organ sensoriik sangat berkembang dan terdiri atas mata, dua statosis dan organ pembau. Statosis terletak di masing-masing lateral kepala dan berperan sebagai organ keseimbangan. Terdapat pula mata, di mana mata tersebut sudah sama dengan mata pada vertebrata  (Kastawi, 2003).
Contoh dari Subordo octapoda adalah , Octopus vulgaris
.a      Morfologi  Octopus vulgaris
Pada gurita terdapat 8 buah lengan, lengan gurita bukanlah tentakel. Pada setiap lengan terdapat bulatan-bulatan nan berfungsi sebagai penghisap, lengan gurita berfungsi sebagai alat mobilitas dan penangkap mangsa. Hampir seluruh lengan gurita ialah lapisan otot, tak memiliki tulang, baik di dalam maupun di luar dan merupakan struktur hydrostat muskuler. Gurita tak memiliki rangka dan tak bercangkang. Bagian tubuh gurita nan paling keras ialah sebentuk paruh nan berfungsi sebagai rahang buat menghancurkan mangsa dan mengoyaknya menjadi ukuran nan lebih kecil. Pada umumnya tubuh gurita sangat lentur hingga mudah menyelinap disela-sela karang nan sempit
.b      Anatomi Octopus vulgaris






.c       Fisioogi
·         Sistem reproduksi
Gurita bereproduksi dengan cara sebagai berikut. Gurita jantan akan meletakan kantong spermatofora ke dalam rongga nan berada pada mantel gurita betina. Peletakkan kantong ini menggunakan lengan spesifik nan disebut hectocotylus nan biasanya merupakan lengan ketiga dari kanan. Setelah dibuahi, gurita betina akan bertelur, jumlah telurnya dapat mencapai 200.000 butir. Setelah menetas, larva gurita nan seukuran plankton akan melayang-layang bersama plankton dan memakan copepod, larva bintang bahari atau larva kepiting. Larva gurita memiliki musuh, yaitu pemangsa plankton seperti paus.
·         Sistem alat indera
Indera penglihatan gurita termasuk baik, walaupun diduga buta warna, tapi mampu melihat dengan baik pada intensitas cahaya nan buruk.Indera peraba gurita pun sangat baik, pada lengan gurita terdapat kemoreseptor nan menjadi sensor peraba. Tetapi gurita kemampuan proprioseptif gurita sangat rendah, sehingga kemampuan stereognosis-nya pun rendah (sulit mengenali benda dari bentuk tiga dimensi).

·         Penyebaran cephalopoda
daerah penyebaran cumi-cumi adalah di perairan Pasifik Barat, Australia Utara, Pulau Filipina, bagian utara Laut Cina Selatan sampai Jepang. Penyebaran Cephalopoda di seluruh perairan Indonesia hampir merata, yaitu dari Barat Sumatera sampai ke selatan Irian Jaya, dari Selat Malaka ke timur sampai ke perairan Timur Sumatera, Laut Jawa, Laut Banda, dan perairan Maluku/ Arafura.
Cephalopoda menghuni perairan dengan suhu antara 8 sampai 32 derajat celcius dan salinitas 8,5 sampai 30 per mil. Terjadinya kelimpahan Cephalopoda ditunjang oleh adanya zat hara yang terbawa arus (run off) dari daratan. Zat hara tersebut dimanfaatkan oleh fitoplankton yang selanjutnya dimanfaatkan oleh zooplankton, juvenile ikan ataupun ikan - ikan kecil merupakan makanan Cephalopoda.
Penyebaran cumi-cumi hampir di seluruh laut di dunia ini , mulai dari pantai sampai laut lepas dan mulai permukaan sampai kedalaman beberapa ribu meter. Habitat sotong berada di wilayah yang berupa laut terbuka atau teluk. Sotong tinggal di habitat sekitar karang, batuan di dasar perairan, dan paparan laut. Hampir di seluruh wilayah perairan Indonesia merupakan habitat tebaik bagi sotong. Oleh karena itu, tidak heran jika kita dapat menemukan sotong dimanapun di daerah perairan laut negeri kita
·         Manfaat cephalopoda
Pada umumnya cephalopoda dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan Banyak spesies gurita nan dijadikan bahan makanan khas dari berbagai penjuru dunia, seperti Mediterania dan Meksiko . Di Jepang gurita dijadikan bahan primer buat sushi , tempura, takoyaki dan akashiyaki. Tidak terlalu mudah buat memelihara gurita dalam aquarium . Gurita dikenal sering kelura dari akuarium loka tinggalnya dengan berbagai cara bahkan sampai dengan cara memecahkan akuarium itu sendiri. Gurita juga dapat bertahan hayati hingga beberapa waktu di luar air.











BABA III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala. Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.).
Ciri-ciri cephalopoda ialah  mollusca yang mempunyai kepala jelas dan mata yang besar, kaki otot dimodifikasi menjadi tangan, tentakel di sekeliling mulut, dan  corong yang merupakan saluran keluar dari rongga mantel (kaki yang terletak di bagian kepala), umumnya tidak mempunyai cangkang luar, tetapi mempunyai cangkang dalam yang terbuat dari kapur / kitin, mempunyai kantong / kelenjar tinta, mempunyai peranan sebagai sumber makanan ikan dan merupakan makanan laut yang punya kadar protein tinggi.
Cephalopoda terdiri dari 2 ordo  yaitu Tetrabranchiata dan Dibranchiata. Tetrabranchiata: Ordo ini memiliki jumlah spesies yang besar, beberapa di antaranya telah punah dan menjadi fosil. Contohnya adalah Nautilus yang hidup di Pasifik dari Lautan Indonesia. Ordo ini mempunyai cangkang luar, dua pasang insang dan dua pasang nefridium. Dibranchiata : Ordo ini memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali, memiliki kantong tinta, sepasang insang, nefridium dan kremafoda(sel-sel berpigmen, yang dapat berubah ubah warnanya).

B.     Saran
Kami penulis mengharapkan agar dari makalah ini bisa memberi pengetahuan tambahan bagi para pembacanya terutama pada pengetahuan tentan kelas cephalopoda.








DAFTAR PUSTAKA

Kordi K, M Ghufran H. 2010. Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik, dan Obat-     obatan. Yogyakarta: Lily Publisher.
Kuncono, Eko Budi. 2004. Akuarium Laut.. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Pollock, Steve. 2000. Jendela Iptek Seri 10 : Ekologi. Jakarta: Balai Pustaka.
Suwignyo, Sugiarti.2005. Avertebrata Air. Jakarta: Penebar  Swadaya.

















Alat ekskresi berupa nephridia yang berbentuk segitiga, berwarna putih terletak di sebelah jantung branchialis.
1.      Sistem Reproduksi
2.      Ancaman
Sebagai komponen biotic dalam ekosistem laut, anak cumi-cumi juga menjadi mangsa dari organism laut lain.Jenis pemangsa yang menyukai anak cumi-cumi adalah lumba-lumba, anjing laut, singa laut, ikan paus, dan ikan predator.
3.      Habitat dan Penyebaran
Cumi-cumi ditemukan pada daerah pantai dan paparan benua sampai kedalaman 400 m. Cumi-cumi digolongkan sebagai organisme pelagik, tetapi kadang-kadang digolongkan sebagai organisme demersal karena sering terdapat di dasar perairan. Cumi-cumi melakukan pergerakan diurnal, yaitu pada siang hari akan berkelompok dekat dasar perairan dan akan menyebar pada kolom perairan malam harinya. Umumnya cumi-cumi tertarik pada cahaya (fototaksis positif) sehingga sering ditangkap dengan bantuan cahaya (Bernes, 1997).
Menurut Soewito dan Syarif (1990), menyatakan cumi – cumi menghuni perairan dengan suhu antara 8 sampai 32 derajat celcius dan salinitas 8,5 sampai 30 per mil. Terjadinya kelimpahan cumi – cumi ditunjang oleh adanya zat hara yang terbawa arus (run off) dari daratan. Zat hara tersebut dimanfaatkan oleh fitoplankton yang selanjutnya dimanfaatkan oleh zooplankton, juvenile ikan ataupun ikan – ikan kecil merupakan makanan cumi – cumi.
Penyebaran cumi-cumi hampir di seluruh laut di dunia ini , mulai dari pantai sampai laut lepas dan mulai permukaan sampai kedalaman beberapa ribu meter (Hamabe, M et al. 1982).
Cumi-cumi di Indonesia terdapat hampir di semua perairan, misalnya perairan Pantai Barat Sumatera (Aceh dan Sumatera Utara), Selat Jawa (Jawa Barat dan Jawa Tengah), Bali, NTB, NTT, Selatan dan Barat Kalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebelah Utara Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya (Pratiwi dan Wardhana, 1996 dalam Nurcaya, 2004).
4.         Ekologi
Habitat cumi-cumi adalah perairan laut terbuka. Cumi-cumi memiliki mata layaknya hewan bertulang belakang sehingga mampu mengetahui datangnya mangsa ataupun musuh. Cumi-cumi lebih banyak bergerak pada massa air untuk mengejar mangsanya. Cumi-cumi bersifat fototaxis positif, suka atau tertarik mendekati cahaya. Bila merasa terancam, cumi-cumi akan mengeluarkan air dari dalam ronggamantel melalui sifon atau menyemburkan tinta yang berwarna hitam kebiruan. Setelah disemprotkan cairan tinta tersebut tidak akan larut dalam air melainkan masih menggumpal, pada saat itulah cumi-cumi akan meninggalkan tempat tersebut.
Di bawah kulit cumi-cumi tersusun sebuah lapisan padat kantung-kantung pewarna lentur yang disebut kromatofora. Dengan menggunakan lapisan ini, cumi-cumi dapat mengubah penampakan warna kulitnya, yang tidak hanya membantu dalam penyamaran akan tetapi juga sebagai sarana komunikasi. Misalnya, seekor cumi-cumi jantan menunjukkan warna yang berbeda ketika kawin dengan warna yang digunakan ketika berkelahi dengan seekor penantang.
Saat cumi-cumi jantan bercumbu dengan cumi-cumi betina, kulitnya berwarna kebiruan. Jika jantan lain datang mendekat pada waktu ini, ia menampakkan warna kemerahan pada separuh tubuhnya yang terlihat oleh jantan yang datang itu. Merah adalah warna peringatan yang digunakan saat menantang atau melakukan serangan.
4.      Sistem Saraf Cephalopoda
Kelas Cephalopoda seringkali disebut sebagai hewan Invertebrata paling pintar. Hal ini disebabkan karena indera mereka sudah berkembang dengan baik dan memiliki otak yang berukuran besar. Sistem saraf hewan ini juga paling kompleks dibandingkan dengan Invertebrata lainnya. Bahkan, lengan-lengan dari gurita ini dikatakan dapat “berpikir” sendiri.  Gurita dapat dilatih untuk membedakan berbagai benda, serta dapat merayap keluar dari satu akuarium, mencari mangsa ke akuarium lain, kemudian merayap kembali ke akuariumnya.
5.       Habitat dan reproduksi cephalopoda
            Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar laut. Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya. Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang. Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta. Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya. Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya. Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya. Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak. Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus). Pembuahan berlangsung secara internal dan menghasilkan telur.
            Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel. Sedangkan ekskresi dilakukan dengan ginjal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel.
Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.
Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya. System reproduksi Reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal. Hewan jantan terpisah (diesis).

6.       Pembagian ordo kelas cephalopoda
            Kelas cephalopoda dibagi menjadi 2 ordo, yaitu tetrabranchiata dan dibranchiata.
1.      Ordo Tetrabranchiata.
Tetrabranchiata meliputi jumlah spesies yang sangat banyak, diantaranya telah menjadi fosil (kelompok nautiloid dan ammonoids) yang hidup pada zaman Mesozoik(60 juta tahun yang lalu). Contoh yang mewakili dari nautiloids adalah genus nautilus yang dapat dijumpai di lautan pasifik dan lautan Indonesia.
            Tetrabranchiata memiliki cangkang luar dari kapur yang membelit dan memiliki beberapa lengan. Hewan ini mempunyai dua pasang insangserta dua pasang nefridia dan tidak mempunyai kromatofora dan kantung tinta. Salah satu famili dari ordo tetrabranchiata adalah famili nautilidae; cantohnya nautilus pompilus.





2.      Ordo Dibranchiata.
Dibranchiata memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali dengan lengan lebih sedikit dibandingkan tetrabranchiata. Hewan ini mempunyai kantung tinta, sepasang insang, sepasang nefrida, serta memiliki kromatofora.
Ordo dibranchiata dibagi menjadi 2 sub-ordo yaitu:
a.    Subordo decapoda, contoh: loligo pealeii dan sepia officinalis.
b. Subordo octapoda; sebagian besar tak memiliki cangkang kecuali genus argonauta. Contoh octapoda antara lain argonauta argo, octopus vulgaris dan octopus bairdi. Peranan cephalopoda bagi manusia terutama sebagai sumber protein, misalnya cumi-cumi dan gurita.






















BAB III
KESIMPULAN

Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala. Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.).
Ciri-ciri cephalopoda ialah  mollusca yang mempunyai kepala jelas dan mata yang besar, kaki otot dimodifikasi menjadi tangan, tentakel di sekeliling mulut, dan  corong yang merupakan saluran keluar dari rongga mantel (kaki yang terletak di bagian kepala), umumnya tidak mempunyai cangkang luar, tetapi mempunyai cangkang dalam yang terbuat dari kapur / kitin, mempunyai kantong / kelenjar tinta, mempunyai peranan sebagai sumber makanan ikan dan merupakan makanan laut yang punya kadar protein tinggi.
Cephalopoda terdiri dari 2 ordo  yaitu Tetrabranchiata dan Dibranchiata.
 Tetrabranchiata: Ordo ini memiliki jumlah spesies yang besar, beberapa di antaranya telah punah dan menjadi fosil. Contohnya adalah Nautilus yang hidup di Pasifik dari Lautan Indonesia. Ordo ini mempunyai cangkang luar, dua pasang insang dan dua pasang nefridium. Dibranchiata : Ordo ini memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali, memiliki kantong tinta, sepasang insang, nefridium dan kremafoda(sel-sel berpigmen, yang dapat berubah ubah warnanya).













DAFTAR PUSTAKA

Kordi K, M Ghufran H. 2010. Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik, dan Obat-     obatan. Yogyakarta: Lily Publisher.
Kuncono, Eko Budi. 2004. Akuarium Laut.. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Pollock, Steve. 2000. Jendela Iptek Seri 10 : Ekologi. Jakarta: Balai Pustaka.
Suwignyo, Sugiarti.2005. Avertebrata Air. Jakarta: Penebar  Swadaya.








































































 

No comments: