BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN
“MASALAH-MASALAH BELAJAR DALAM KELAS”
NAMA : KATARINA KEO
NIM :
1501040034
KELAS : A
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Masalah-Masalah Belajar dalam
Kelas. Melihat masalah yang
sering dialami oleh peserta didik maka penulis ingin memberi solusi untuk
mengatasi atau memecahkan masalah belajar yang sering dialami para peserta
didik. Materi masalah belajar ini sudah
selayaknya diterapkan pada peserta didik agar mereka mampu membangun dan
berfikir kreatif untuk menentukan atau menyelesaikan permasalahan khususnya
pada pembelajaran matematika, karena saat ini para guru lebih condong
menerapkan model pembelajaran ceramah tanpa memberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk mencoba berfikir kritis dan kreatif.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Semoga makalah
sederhana ini dapat memberi manfaat banyak bagi semua kaum berpendidikan maupun
kalangan masyarakat pada umumnya. Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa
masih terdapat kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi . Untuk itu
kritik serta saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan makalah ini.
Kupang,Juni
2016
PENULIS
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A.
Latar
Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................. 2
C.
Tujuan
Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A.
Pengertian
Masalah Belajar................................................................ 3
a)
Pengertian
Belajar.................................................................. 3
b)
Pengertian
masalah Belajar.................................................... 4
B. Jenis-Jenis Masalah Belajar................................................................ 5
C. Faktor-Faktor Penyebab Masalah Belajar ......................................... 7
D. Masalah-Masalah Belajar dalam Kelas dan Solusinya....................... 9
BAB III PENUTUP.................................................................................... 15
A. Kesimpulan........................................................................................ 15
B.
Saran................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik. Permasalahan belajar adalah segala
masalah yang terjadi selama proses belajar itu sendiri. Masalah-masalah belajar
tetap akan dijumpai. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dinamis, sehingga perlu secara terus menerus mencermati
perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa.
Agar aktivitas – aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat lebih
terarah, dan guru dapat memahami persoalan- persoalan belajar yang sering kali
atau pada umumnya terjadi dikebanyakan siswa dalam berbagai bentuk aktivitas
pembelajaran, maka akan lebih baik bilamana guru memiliki bekal pemahaman
tentang masalah – masalah belajar.
Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisipasi
berbagai kemungkinan munculnya masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran. Dengan pemahaman itu pula guru dapat menenmukan solusi tindakan
yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Kita sebagai calon seorang guru harus mengetahui masalah-masalah yang di
hadapi siswa, terutama siswa di sekolah menengah yang rentan dengan masalah
belajar. Hal ini bertujuan agar kita memperoleh gambaran secara rinci mengenai
berbagai permasalahan belajar.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana
bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara
tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru.
Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala
keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang
yang berlainan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian masalah belajar?
2. Apa sajakah jenis-jenis masalah belajar?
3. Apa faktor-faktor yang menjadi penyebab
masalah belajar yang dihadapi siswa?
4. Masalah-masalah apa saja yang sering
terjadi dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan bagaimana solusinya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.
Dapat mengetahui pengertian
masalah belajar
2.
Dapat mengetahui jenis-jenis
masalah belajar
3.
Dapat mengetahui faktor-faktor
penyebab masalah belajar yang dihadapi siswa
4.
Dapat mengetahui masalah-masalah
yang terjadi dalam proses pembelajaran di dalam kelas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Belajar
1.
Pengertian Belajar
Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process
progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan
bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat
progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang
optimal apabila diberi penguatan (reinforcement). Ini berarti bahwa
belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan
waktu untuk mencapai suatu hasil.
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan
dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi “acquisition of any relatively
permanent change in behavior as a result of practice and experience”
(Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring
responses as a result of special practice (Belajar ialah proses memperoleh
respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus).
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang
dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami secara umum bahwa
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan
interaksi terus menerus dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.
2.
Pengertian Masalah Belajar
Banyak ahli
mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai
ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak
terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu
hal yang tidak mengenakan.
Prayitno (1985)
mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan.
Sedangkan menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan
“Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Anita E
(1995) “Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai
hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu
dengan lingkungannya”.
Menurut Garry
dan Kingsley (1970) “Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas),
ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
Sedangkan menurut Gagne (1984) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Sedangkan menurut Gagne (1984) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Dari definisi
masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan
sebagai berikut “Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami
oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas.
B. Jenis-Jenis Masalah Belajar
Dalam
pengertian masalah belajar di atas, maka dapat dirincikan jenis-jenis siswa
yang mengalami permasalahan dalam belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa yang
tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar.
Sesuai dengan tujuan belajar yang tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa
dikatakan lulus atau tuntas dalam suatu pelajaran jika telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang
studi. KKM dibuat berdasarkan intake (pencapaian) siswa di dalam kelas. Apabila
seorang siswa tidak mencapai kriteria tersebut, maka yang bersangkutan
dikatakan bermasalah dalam pelajaran tersebut.
2. Siswa yang mengalami
keterlambatan akademik.
Yakni siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi
tetapi tidak menggunakan kemampuannya secara optimal. Belum tentu semua siswa
yang terdapat dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa
dengan kemampuan intelegensi diatas rata-rata bahkan super. Kondisi inilah yang
menyebabkan siswa cerdas ini harus menyesuaikan kebutuhan asupan kecerdasannya
dengan kemampuan teman-teman sekelasnya, sehingga siswa yang seharusnya sudah
berhak diatas teman-teman sebayanya dipaksa menerima kondisi sekitarnya.
3. Siswa yang
secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat IQ yang diatas
rata-rata).
Maksudnya, yaitu siswa yang memiliki intelegensi diatas rata-rata normal
tetapi tidak mencapai tujuan belajar yang optimal. Misalnya KKM pada Mata
Pelajaran A sebanyak 65, kemudian nilai yang dicapainya 70. Padahal seharusnya
dengan tingkat intelegensi seperti itu, yang bersangkutan bisa mendapat nilai
minimal 80 bahkan lebih.
4. Siswa yang
sangat lambat dalam belajar.
Yaitu keadaan siswa yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan
perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
Siswa yang mengalami kondisi seperti ini yakni siswa yang memiliki tingkat
kecerdasan di bawah rata-rata dan sangat sering bermasalah dalam pembelajaran.
Seringkali Guru kehabisan ide untuk menangani siswa yang seperti ini, bimbingan
pelajaran tambahan atau ekstra menjadi salah satu alternatif penyelesaian
masalah semacam ini.
5. Siswa yang kekurangan
motivasi dalam belajar.
Yakni keadaan atau kondisi siswa yang kurang bersemangat dalam belajar
seperti jera dan bermalas-malasan. Siswa yang seperti ini biasanya didukung
oleh kondisi atau lingkungan apatis, yang tidak peduli terhadap perkembangan belajar
siswa. Lingkungan keluarga yang apatis, yang tidak berperan dalam proses belajar
anak bisa menyebabkan anak menjadi masa bodoh, sehingga belajar menjadi
kebutuhan yang sekedarnya saja. Lingkungan masyarakat yang merupakan media
sosialisasi turut berperan penting dalam proses memotivasi siswa itu sendiri.
6. Siswa yang
bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar
Yaitu kondisi siswa yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya
sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas,
mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahui dan sebagainya. Besarnya kesempatan yang diberikan oleh Guru untuk
menyelesaikan tugas menyebabkan siswa mengulur-ulur pekerjaan yang seharusnya
diselesaikan segera setelah diperintahkan, Guru yang terlalu disiplin dan
berwatak tegas juga menjadi faktor berkurangnya perhatian (attention) yang
seharusnya diberikan oleh siswa kepada Guru.
7. Siswa yang
sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas
Yaitu siswa-siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam
jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan
belajarnya. Seringkali materi pelajaran yang telah disampaikan oleh Guru pada
pertemuan jauh sebelumnya kemudian siswa dituntut untuk mengikuti dan
menguasai materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan si
siswa menjadi tertekan dan terbebani oleh materi belajar yang banyak.
8.
Siswa yang mengalami penyimpangan perilaku
(kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial.
Pergaulan antar teman sepermainan yang tidak seumuran dan tidak mengeyam
bangku pendidikan menyebabkan si anak atau siswa terpengaruh dengan pola
perilaku dan pergaulan yang serampangan, seperti berbicara dengan nada yang
tinggi dengan orang yang lebih tua, sering membuat kegaduhan atau keributan di
dalam masyarakat. Kemudian siswa yang bersangkutan membawa perilaku buruknya
tersebut kedalam lingkungan sekolah yang lambat laun menyebabkan teman-teman
lainnya terpengaruh dengan pola perilakunya, baik dalam berbicara ataupun dalam
memperlakukan orang lain.
C. Faktor-Faktor Penyebab Masalah Belajar
1.
Hal-Hal yang Berpengaruh Terhadap
Proses Belajar
Dalam menunjang
berhasilnya suatu proses belajar, terdapat beberapa hal pokok yang sangat
berpengaruh terhadap proses belajar itu sendiri, yaitu sebagai berikut:
1)
Faktor
Internal Belajar
Dalam belajar siswa mengalami beragam masalah,
jika mereka dapat menyelesaikannya maka mereka tidak akan mengalami masalah
atau kesulitan dalam belajar. Terdapat berbagi faktor internal dalam diri
siswa, yaitu:
·
Sikap terhadap belajar
·
Motivasi belajar
·
Konsentrasi belajar
·
Kemampuan mengolah bahan ajar
·
Kemampuan menyimpan perolehan hasil ajar
·
Menggali hasil belajar yang tersimpan
·
Kemampuan berprestasi
·
Rasa percaya diri siswa
·
Intelegensi dan keberhasilan belajar
·
Kebiasaan belajar
·
Cita-cita siswa
2)
Faktor
Ekstern Belajar
Proses belajar didorong oleh
motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau
menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain
aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan
baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah
merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan
beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar.
Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai
berikut:
·
Guru sebagai pembina siswa dalam belajar
·
Sarana dan prasarana pembelajarn
·
Kebijakan penilaian
·
Lingkungan sosial siswa di sekolah
·
Kurikulum sekolah
2. Faktor-faktor Penyebab Masalah Belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar
juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehaviour) siswa
seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, berkelahi, sering tidak masuk
sekolah, dan minggat dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab
timbulnya masalah belajar terdiri dari dua macam, yakni:
1.
Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau
keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri.
2.
Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan
yang datang dari luar diri siswa itu sendiri.
Kedua faktor ini meliputi ragam keadaan sebagai berikut:
1) Faktor internal
siswa
Faktor internal siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik
siswa, yaitu:
·
Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain
seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa;
·
Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain
seperti labilnya emosi dan sikap;
·
Yang berdifat psikomotor (ranah karsa), antara lain
seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan
telinga).
2) Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa meliputi semua kondisi lingkungan sekitar yang
tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
·
Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan
hubungan antara kedua orang tua, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
·
Lingkungan sekitar/masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (pear group) yang nakal.
·
Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak
gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat
pendukung sarana belajar yang berkualitas rendah.
D. Masalah-Masalah Belajar dalam Kelas dan Solusinya
1.
Melamun saat guru mengajar
·
Penyebab:
Masalah yang sulit untuk di utarakan dan belum
terselesaikan sering membuat seseorang khususnya siswa melamun. Hal ini sangat
mengganggu siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan guru saat proses belajar
mengajar.
·
Solusi:
Disini peran guru sebagai pembimbing dan orang tua
di sekolah harus di utamakan. Karena bila sudah melihat siswanya sering melamun
perlu di tanyakan secara empat mata dan di carikan solusi yang terbaik bagi
siswa tersebut.
2.
Murid sering terlambat masuk sekolah
·
Penyebab:
Rata-rata murid datang terlambat dikarenakan bangun
tidur terlalu siang, hal ini bisa disebabkan oleh siswa tersebut tidur larut
malam.
·
Solusi:
Memberikan teguran kepada siswa merupakan salah
satu cara yang bijak untuk masalah ini.
3.
Bermain game
saat guru menerangkan
·
Penyebab:
Bermain game sangat
mengganggu konsentrasi siswa saat belajar. Mungkin dikarenakan siswa tersebut
diberikan teknologi yang seharusnya belum diberikan kepada mereka, sehingga
siswa belum memahami fungsi sesungguhnya dari teknologi tersebut.
·
Solusi:
Untuk Orang tua, harus di pahami bahwa memberikan
teknologi yang tidak sesuai dengan anak bukam membuat anak menjadi manusia
modern. Tapi malah akan merusak anak tersebut, jadi alangkah bijaknya jika
orang tua dan sekolah memberi batasan yang jelas tentang teknologi yang boleh
dan tidak.
4.
Bermain HP (hand
phone) saat guru mengajar
·
Penyebab:
Bermain HP sangat
mengganggu konsentrasi siswa saat belajar. Mungkin dikarenakan siswa tersebut
diberikan teknologi yang seharusnya belum diberikan kepada mereka, sehingga
siswa belum memahami fungsi sesungguhnya dari teknologi tersebut dan kesalahan
memberikan teknologi yang masih belum sesuai dengan usianya.
·
Solusi:
Masalah ini bisa dengan memberikan batasan
teknologi yang di berikan. Atau juga bisa dengan larangan membawa HP ke
sekolah.
5.
Lama dalam menyelesaikan tugas yang di berikan
·
Penyebab:
Biasanya hal ini dikarenakan siswa lebih
mengutamakan ngobrol dengan teman dari pada mengerjakan tugas.
·
Solusi:
Bila seorang guru melihat kejadian ini, maka sang
guru tersebut harus menegur siswa tersebut agar segera menyelasaikan tugasnya.
6.
Mencontek saat ulangan
·
Penyebab:
Mencontek sudah seperti masalah yang klasik dan
sulit untuk di selesaikan. Hal ini disebabkan karena siswa masih berpandangan
mengejar nilai bukan mengejar ilmu.
·
Solusi:
Menanamkan sifat jujur dan memberi pemahaman
tentang manfaat berbuat jujur bisa sedikit demi sedikit mengurangi angka
kecurangan di bidang akademik ini.
7.
Tidur saat guru mengajar
·
Penyebab:
Banyak penyebab yang membuat siswa tidur di saat
guru mengajar, bisa jadi siwa tersebut mengantuk di karenakan dia membantu
orang tua sampai malam hari, mungkin juga siswa tersebut menyaksikan acara
televisi hingga larut malam.
·
Solusi:
Solusi yang mungkin di capai antara lain, dengan
memberikan batasan waktu siswa untuk istirahat agar pada pagi harinya siswa
sudah siap menerima ilmu untuk masa depannya.
8.
Mengobrol saat guru mengajar
·
Penyebab:
Mengobrol saat guru mengajar bukan lagi hal baru
bagi siswa, dan hal ini harus di akui tidak baik bagi proses belajar mengajar.
Penyebabnya bisa jadi karena ada masalah-masalah yang belum terselesaikan, bisa
jadi pula karena siswa merasa bosan dengan metode pengajaran guru sehingga
siswa mencari pelarian pembahasan dengan cara mengobrol.
·
Solusi:
Masalah mengobrol saat guru mengajar dapat di
selesaikan dengan cara mencari metode-metode mengajar yang baru, sehingga murid
merasa tertarik untuk mendengarkan penjelasan dari guru.
9.
Pasif saat guru memberi pertanyaan
·
Penyebab:
Pasif saat guru memberi pertanyaan merupakan
masalah hampir di seluruh Indonesia. Hal ini mungkin di sebabkan rasa malu, dan
takut salah, atau bisa juga di karenakan siswa tersebut takut di katakan “sok pintar”.
·
Solusi:
Masalah ini bisa di selesaikan jika guru secara
perlahan dan berkesinambungan memberi pengertian kepada siswa bahwa jika salah
saat menjawab pertanyaan guru bukan berarti siswa tersebut bodoh, tapi siswa
tersebut sudah mencoba dan harus di hargai.
10. Tidak
konsentrasi saat guru mengajar
·
Penyebab:
Tidak konsentarasi bisa disebabkan karena faktor
kelelahan, faktor eksternal (masalah pribadi).
·
Solusi:
Jika masalahnya dikarenakan maslah kelelahan maka
guru harus menegur siswa agar menjaga kesehatan dan memperhatikan jam
istirahat. Sedangkan jika masalahnya di karenakan ada masalh pribadi, maka guru
juga harus memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa secara bijaksana.
11. Lama dalam memahami pelajaran
·
Penyebab:
Hal ini bisa disababkan karena pengaruh IQ atau
kemampuan berfikir. Atau bisa juga hal ini disebabkan karena siswa ada masalh
sehingga dia sulit untuk berkonsentrasi.
·
Solusi:
Bisa dengan cara mencarikan metode belajar yang pas
dan sesuai dengan anak. Atau bisa juga memberikan tambahan jam pelajarn yang
tentu tidak terlalu memberatkan anak.
12. Siswa tidak percaya diri untuk
maju ke depan kelas
·
Penyebab:
Penyebabnya bisa jadi karena siswa malu dan takut
di ketawai saat melakukan kesalahan didepan kelas.
·
Solusi:
Melatih peserta didik secara terus menerus untuk
memberaniakan diri maju kedepan diharapkan akan meningkatkan kepercayaan diri
siswa.
13. Menggambar saat
guru menerangkan
·
Penyebab:
Menggambar, memang tidak ada salahnya namun jika
menggambar saat guru menerangkan mata pelajaran yang lain tentu itu tidak baik.
Penyebabnya bisa jadi karena siswa merasa bosan dan bisa pula karena siswa
sangat menggemari menggambar.
·
Solusi:
Lagi-lagi peranan guru sangat di butuhkan demi
menarik simpati anak didik untuk belajar dan mendengarkan guru mengajar. Dengan
metode yang menarik tentu akan sangat membantu anak untuk menyukai semua mata
pelajaran.
14. Membaca buku
yang bukan mata pelajaran saat itu
·
Penyebab:
Bisa jadi karena murid tersebut belum mengerjakan
PR, sehingga dia ingin menyelesaikannya sebelum jam pelajaran tersebut. Atau
bisa jadi pula siswa kurang meminati pelajaran yang sedang dipelajari, sehingga
dia lebih memilih membaca buku mata pelajaran yang lain.
·
Solusi:
Guru bisa menegur siswa tersebut, karena suka tidak
suka semua mata pelajaran harus di kuasainya. Guru juga berkewajiban mencarikan
model-model pembelajaran yang menarik bagi semua siswa.
15. Membolos saat jam
sekolah
·
Penyebab:
Kenakalan seperti ini masih jarang terjadi di
tingkat SD namun jika terjadi maka harus dilakukan pembinaan agar kebiasaan
tersebut tidak terjadi lagi. Penyebabnya bisa karena ajakan dari teman yang
lebih dewasa (SMP). Atau mungkin juga memang anak tersebut punya perwatakan
nakal.
·
Solusi:
Dengan pengetatan daftar hadir pihak sekolah bisa
mengecek siapa yang tidak hadir dan hadir. Dengan begitu kita bisa menanyakan
kenapa siswa tersebut tidak hadir. Bila membolos maka diberi hukuman yang
sewajarnya bisa membuat siswa tersebut menjadi jera.
16. Buku pelajaran
tertinggal dirumah
·
Penyebab:
Lalai dan lupa menjadi alasan klasik siswa saat
buku pelajaran mereka tertinggal di rumah.
·
Solusi:
Untuk siswa, menyiapkan buku pelajaran pada malam
hari atau sore hari bisa menjadi rumus jitu agar tidak lupa membawa buku
pelajaran sesuai dengan jadwal peljaran besok harinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat
melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya yang melibatkan proses
kognitif.
Masalah belajar
adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan.
Jenis-jenis
masalah belajar yaitu Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar, siswa
yang mengalami keterlambatan akademik, siswa yang secara nyata tidak dapat
mencapai kemampuannya sendiri (tingkat IQ yang diatas rata-rata), siswa yang
sangat lambat dalam belajar, siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, siswa
yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, siswa yang sering
tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas, siswa yang mengalami penyimpangan perilaku
(kurangnya tata krama) dalam hubungan intersosial.
Faktor-faktor penyebab yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari
dalam diri siswa itu sendiri. Faktor eksternal siswa, yakni hal-hal atau
keadaan yang datang dari luar diri siswa itu sendiri.
Masalah-masalah belajar dalam kelas yaitu melamun saat guru mengajar,
murid sering terlambat masuk sekolah, bermain game saat guru menerangkan materi, bermain HP (hand phone) saat guru mengajar, lama dalam menyelesaikan tugas yang
di berikan, mencontek saat ulangan, tidur saat guru mengajar, mengobrol saat
guru mengajar, pasif saat guru memberi pertanyaan, tidak konsentrasi saat guru
mengajar, lama dalam memahami pelajaran, siswa tidak percaya diri untuk maju ke
depan kelas, menggambar saat guru menerangkan, membaca buku yang bukan mata
pelajaran saat itu, membolos saat jam sekolah, dan buku pelajaran tertinggal
dirumah.
B. Saran
Diharapkan kepada para Guru agar lebih menyelenggarakan pembelajaran
yang optimal terhadap anak didiknya dan memberikan pemahaman yang lebih luas
tentang arti belajar itu sendiri.
Diharapkan kepada Guru selaku pendidik untuk tidak hanya memfokuskan
fungsinya selaku pengajar dan fasilitator, tetapi juga perannya selaku
motivator sehingga sukses dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Gulo. 2005. Strategi
Belajar Mengajar. Grasindo. Jakarta.
Koes,
Partowisastro. 1982. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar Jilid 2.Erlangga.
Jakarta.
Monks,
dkk. 1994. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagian.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Muntasir, Saleh.1985. Pengajaran Terprogram. Rajawali Pers.
Jakarta.
Siregar,
Eveline. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
Soejanto,
Stefanus. 2005. Bimbingan di Sekolah Dasar: Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa. Universitas katolik Soegjapranata.
Semarang.
Suryabrata, S. 1993. Psikologi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sukaji,
S. 1998. Keluarga dan Keberhasilan Penelitian. Undat Fakultas Psikologi. Depok.
Syamsuddin, Abin. 2003. Psikologi Pendidikan. PT
Remaja Rosda Karya. Bandung.
Winataputra, Udin. 2003. Strategi Belajar
Mengajar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.
Yusuf,Muri.
1986. Pengantar Ilmu Pendidikan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Syah,Muhibbin. 2002. Psikologi Belajar. Rajawali Pers. Jakarta.
Zahara,
Idris. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.
1 comment:
makasih,semoga ilmu yg diberikan dapat bermanfaat untuk orang lain..aamiin
Post a Comment